Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Rupiah, BUMN Dorong Ekspor Industri Strategis

Kompas.com - 07/09/2018, 15:39 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendorong ekspor produk BUMN yang bergerak di bidang industri strategis.

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. BUMN industri strategis yang tahun ini mengekspor produknya yakni PT Pindad (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Industri Kereta Api (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), dan PT Dirgantara Indonesia (Persero).

Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, komitmen tersebut akan dijaga demi mendukung penguatan rupiah.

"Di sisi lain, ini menjadi kebanggaan bagaimana produk BUMN diakui oleh dunia," kata Fajar melalui keterangan tertulis, Jumat (7/9/2018).

Baca juga: Rupiah Melemah, PT DI Akan Negosiasi Harga dengan Pembeli

Tahun ini, Pindad memproyeksikan dapat mengekspor produk senjata, amunisi, dan kendaraan tempur ke Thailand, Brunei, Myanmar, Korea Selatan, Perancis. Produk tersebut juga dipasok untuk mendukung misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Adapun nilai yang ditargetkan dalam ekspor ini mencapai Rp 78 Miliar.

Sementara PT INKA telah memiliki kontrak ekspor kereta dengan Filipina dan Bangladesh.

"Nilainya masing-masing mencapai Rp 1,36 triliun dan Rp 126 miliar," kata Fajar.

PT Krakatau Steel menargetkan ekspor baja hot rolled coil ke Malaysia dan Australia tahun ini akan mencapai Rp 907 miliar. Selain itu, Barata Indonesia akan mengekspor komponen perkeretaapian ke Amerika, Afrika dan Australia dengan target nilai mencapai Rp 210 miliar. 

PT Dirgantara Indonesia juga berkomitmen menggenjot ekspor dengan mengekspor pesawat terbang jenis NC212i ke Filipina dengan nilai 813 juta Peso Filipina dan CN235 ke Vietnam dengan nilai 18 juta dollar AS.

Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno meminta perusahaan BUMN untuk menjaga dollar AS di tengah situasi melemahnya nilai rupiah saat ini. BUMN yang melakukan ekspor diminta untuk menambah simpanan dollarnya dengan menggenjot ekspor.

Dollar tersebut bisa mendukung operasional BUMN lainnya. Misalnya, kata Rini, Pertamina masih membutuhkan dollar AS untuk impor bahan baku yang tak tersedia di dalam negeri. Di samping itu, Rini juga meminta agar BUMN menekan angka impor. Jika bahan baku tersebut masih tersedia di dalam negeri, maka berdayakan sumber yang ada.

"Seperti batu bara dan timah, nikel, sawit, ini yang kita jaga supaya bener-benar dollarnya disimpan," kata Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com