Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Ganjil Genap Mungkin Diterapkan di Bali

Kompas.com - 24/09/2018, 08:35 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com  - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kebijakan pembatasan kendaraan pelat nomor ganjil genap kemungkinan akan diberlakukan di Bali untuk mengurangi kemacetan saat acara Pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia Oktober 2018 mendatang.

"Kemungkinan sekali ganjil genap diberlakukan. Sedang kita kaji dalam beberapa hari ini untuk memastikannya," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di Jakarta, Minggu (23/9/2018).

Belajar dari pengalaman pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta yang berjalan efektif, dimungkinkan pemberlakuan ganjil genap di sejumlah lokasi jalan sekitar pertemuan IMF-Bank Dunia, yang selama ini sering mengalami kemacetan cukup parah.

Pertemuan IMF-Bank Dunia, kata Menhub, adalah kegiatan prestisius bagi Indonesia di mata internasional sehingga segala upaya akan dilakukan agar semua bisa berjalan baik serta lancar. Pada akhirnya hal itu memberikan kesan positif bagi peserta yang jumlahnya mencapai ribuan orang.

Baca juga: Selesai Asian Games, Kebijakan Ganjil-Genap Akan Dievaluasi

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam memperlancar kegiatan internasional itu, antara lain dengan peresmian jembatan bawah tanah dekat persimpangan Bandara I Gusti Ngurah Rai, yang selama ini selalu terjadi kemacetan parah.

"Tentunya kalau pertemuan ini berjalan lancar dan peserta memberikan apresiasi maka pada akhirnya banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Bali yang pada akhirnya bisa mendorong perekonomian setempat," kata Menhub.

Menhub mengatakan, pemberlakuan pelat kendaraan ganjil genap harus dikaji secara matang karena kesiapan dan sikap masing-masing masyarakat berbeda dengan peraturan tersebut.

Menurut dia, di Jakarta walaupun masyarakatnya beragam tetapi proses edukasi lebih mudah, sementara masyarakat di daerah membutuhkan proses yang lebih panjang.

"Sekali lagi kita akan kaji lebih dalam penerapan ganjil genap di Bali apakah sangat memungkinkan atau tidak diberlakukan saat pertemuan IMF-Bank Dunia," kata Menhub.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, sejumlah kota besar saat ini juga mengalami kemacetan parah. Ppemerintah pusat mendorong pemerintah daerah untuk bisa menerapkan ketentuan plat nomor ganjil-genap untuk mengurangi kemacetan.

Menurut dia, dari hasil kunjungan ke sejumlah daerah, beberapa kepala daerah juga kesulitan mengatasi kemacetan di kotanya masing-masing. Hal ini karena pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat, namun tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur jalan raya.

Dari hasil pelaksanaan ganjil-genap saat Asian Games 2018 sebut dia, ternyata memberikan dampak yang positif bagi pengguna jalan. Kecepatan rata-rata di ruas jalan naik sebesar 44,08 persen, sementara di ruas jalan alternatif rata-rata naik 2,17 persen.

Sementara jumlah kendaraan yang melintas di ruas jalan yang diberlakukan ganjil-genap rata-rata turun 20,37 persen, dan di ruas jalan alternatif rata-rata naik 6,48 persen Demikian juga jumlah penumpang angkutan umum setelah perluasan kawasan ganjil-genap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com