Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Pastikan Rupiah Masih Aman, Ini Alasannya

Kompas.com - 04/10/2018, 13:43 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyebut nilai tukar rupiah yang sudah mencapai Rp 15.100 per dollar AS hari ini masih aman.

Aman yang dimaksud dalam arti tidak sekadar dilihat dari level depresiasi atau pelemahannya, melainkan turut mempertimbangkan indikator lain baru mengambil penilaian secara keseluruhan apakah depresiasi rupiah saat ini mengkhawatirkan atau tidak.

"Masih aman, yang penting supply dan demand-nya masih jalan. Banking sector-nya juga kuat, CAR (Capital Adequacy Ratio/rasio kecukupan modal bank)-nya di atas 20 persen," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara saat ditemui di kantornya, Kamis (4/10/2018).

Mirza menjelaskan, indikator CAR di semua bank, mulai dari bank BUKU I-BUKU IV, tercatat pada posisi yang baik. Adapun CAR yang sehat untuk sebuah bank paling tidak sebesar 8,5 persen serta 14 persen dengan risiko minimum.

Mengenai likuiditas, Mirza memastikan BI tetap memperhatikan likuiditas di pasar. Meski belum lama ini suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate naik 25 basis poin (bps) jadi 5,75 persen.

"BI memang naikkan bunga, tapi bunga yang kami lihat di pasar term deposit, kalau BI sudah naikkan 150 bps, bunga di pasar term deposit kenaikannya belum sampai 150 bps, jadi masih terkendali," tutur Mirza.

Selain itu, BI juga menyediakan fasilitas term repo dalam rangka menambah likuiditas jika rupiah mengetat. Fasilitas itu akan dipakai ketika memerlukan langkah untuk menjaga likuiditas rupiah di pasar.

"Tapi, saat ini likuiditas masih cukup. BI pasti memperhatikan itu. Kalau lihat kurs, jangan lihat angka Rp 15.000-nya, tapi lihat bagaimana volatilitasnya, bagaimana supply dan demand-nya," ujar Mirza.

Mengenai pelemahan mata uang, Mirza mengingatkan lagi bahwa hal ini terjadi hampir di seluruh negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Bahkan, negara maju yang suku bunganya lebih rendah dari suku bunga acuan di AS tidak luput dari pelemahan kurs.

Pelemahan kurs terjadi karena ekspetasi kenaikan suku bunga oleh The Fed hingga beberapa tahun ke depan, penguatan mata uang dollar AS, serta eskalasi perang dagang. Adapun kurs tengah berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) per hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 15.133.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com