JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (persero) menandatangani pinjaman sebesar 150 juta euro dari Jerman untuk pendanaan proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP ) Ulumbu Unit 5 dan PLTP Mataloko Unit 2 - 3, sebagai upaya menggenjot pemanfaatan energi baru terbarukan.
Kedua pembangkit yang berkapasitas 40 MW itu ditargetkan masuk sistem pada tahun 2021-2023.
Pendanaan tersebut bersumber dari KfW (Kreditanstalt für Wiederaufbau) Development Bank dengan bentuk pinjaman langsung tanpa jaminan Pemerintah untuk pendanaan Gheothermal Energy Programme.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syovie F Roekmana menyatakan, bantuan pendanaan yang ditandatangani hari ini akan sangat berguna bagi penyelesaian pembangunan PLTP berbasis geothermal di Flores.
Baca juga: Kembangkan PLTP, Geo Dipa Dapat Pinjaman 300 Juta Dollar AS
"Pendanaan ini cukup penting dalam upaya mengejar target bauran energi baru terbarukan. Dengan bunga yang rendah dibawah 1 persen dan tentu saja hal ini memberikan dampak positif bagi keuangan PLN," sebut dia, dalam siaran pers yang diterina Kompas.com, Kamis (11/10/2018).
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Perencanaan Korporat Syovie F Roekman dengan Senior Sector Coordinator KFW Jens Wirth disaksikan langsung oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, bersamaan dengan acara Forum Indonesia Invesment, Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua Bali.
Sementara KfW menyebutkan bahwa pendanaan ini adalah lanjutan dari komitmen antara Pemerintah Jerman dengan Indonesia untuk pengembangan energi panas bumi.
Proyek PLTP Ulumbu dan PLTP Mataloko sendiri untuk memenuhi beban puncak pada sistem Flores terutama sub sistem Ruteng dan sub sistem Bajawa.
Dengan dibangunnya kedua pembangkit listrik ini diharapkan bisa menurunkan biaya pokok produksi atas penggunaan bahan bakar fosil. Dengan target akhir yakni untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan sistem Flores.