JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menyebabkan kegiatan bisnis para pelaku usaha menjadi lesu. Alhasil, kegiatan ekspor-impor menjadi tidak mulus.
"Perang dagang tidak business friendly, ego centris dan pasti punya dampak (bagi pebisnis)," ungkap Herman Juwono, Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Perpajakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sebagaimana dilansir Kontan.co.id, Jumat (12/10/2018).
Herman menyebutkan, perang dagang ini membuat pelaku usaha di Indonesia kehilangan keunggulan komparatif. Efeknya perdagangan akan menurun, dan pada gilirannya pertumbuhan ekonomi akan terus menurun secara total.
Hanya saja berbeda dengan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) yang terus meningkat.
Baca juga: Perang Dagang AS-China Jadi Risiko Pertumbuhan Ekonomi Asia
Catatan saja, dalam rapat pleno Dana Moneter Internasional (IMF) dengan Bank Dunia, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan, ketegangan perdagangan saat ini dapat mengurangi PDB global hampir 1 persen selama dua tahun ke depan.
Pertumbuhan ekonomi dunia juga diproyeksikan turun menjadi 3,7 persen dari perkiraan awal 3,9 persen pada tahun ini. (Benedicta Prima)
Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Kadin: Perang dagang tidak business friendly