Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tahun Jokowi-JK: Target 10 Juta Lapangan Kerja, Tercapai 8,7 Juta

Kompas.com - 23/10/2018, 09:26 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu capaian dari empat tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah mengenai penyerapan lapangan kerja yang ditargetkan sedari awal sebesar 10 juta. Sampai empat tahun masa pemerintahan Jokowi-JK, tercatat target tersebut hampir tercapai menuju 10 juta penyerapan lapangan kerja.

"Pemerintah menjanjikan dalam empat tahun lapangan kerja terserap 10 juta. Sampai saat ini, sudah terserap 8,7 juta," kata Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko melalui konferensi pers di Sekretariat Negara, Selasa (23/10/2018).

Moeldoko menyebutkan, capaian ini diharapkan bisa terpenuhi sesuai dengan target, yakni 10 juta lapangan kerja, hingga akhir masa pemerintahan Jokowi-JK.

Selain menyampaikan realisasi target penyerapan lapangan kerja, juga dipaparkan capaian lain di bidang makroekonomi yang secara umum dalam kondisi yang baik.

Baca juga: 4 Tahun Jokowi-JK: Penciptaan Lapangan Kerja Dinilai Masih Lemah

Seperti pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh di kisaran 5 persen, di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 5,02 persen dan semester I 2018 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,17 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Selain itu, angka pengangguran juga turun, dari 5,94 persen pada 2014 menjadi 5,13 persen untuk tahun 2018. Harga-harga pun terkendali yang tercermin dari tingkat inflasi, di mana sebesar 8,3 persen secara keseluruhan tahun 2014 menjadi 2,88 persen pada September 2018.

"Untuk pertama kalinya angka kemiskinan berada pada level satu digit di 9,82 persen. 2014 masih 10,96 persen. Dibarengi penurunan ketimpangan pendapatan atau gini ratio 0,389 di 2018 dari 0,414 pada 2014," tutur Moeldoko.

Dari sisi fiskal, terlihat pengelolaan keuangan negara dijalankan dengan baik dan hati-hati. Salah satu indikator dalam hal defisit APBN yang dijaga di bawah 3 persen terhadap PDB, di mana tahun 2014 defisit APBN 2,34 persen terhadap PDB dan pada Agustus 2018 defisit APBN 1,01 persen terhadap PDB.

"Defisit transaksi berjalan juga dijaga di bawah 3 persen terhadap PDB. Defisit 2014 sebesar 3,1 persen terhadap PDB. Semester I 2018 sebesar 2,6 persen terhadap PDB," ujar Moeldoko.

Sementara itu, ketahanan cadangan devisa juga masih dalam kondisi baik. Pengelolaan utang pun masih dalam koridor yang sehat, dan terus diupayakan untuk dijaga dalam rasio 30 persen terhadap PDB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com