Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tahun Jokowi-JK, Ekonomi Tumbuh Pelan karena Diterpa Tekanan

Kompas.com - 23/10/2018, 12:56 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi selama empat tahun masa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla bergerak di angka 5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Capaian ini dinilai masih positif meski selama ini APBN selalu tertekan dampak dari ketidakpastian perekonomian global.

"Pertumbuhan ekonomi dari 2014, terutama 2015 sampai 2017 itu meningkat tapi memang pelan-pelan. Sampai semester I 2018, pertumbuhan ekonomi kita 5,17 persen. Tadinya 5,07 dan 5,03, persen," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam konferensi pers 4 Tahun Pencapaian Pemerintah di Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (23/10/2018).

Darmin menjelaskan, perjalanan empat tahun pemerintahan Jokowi-JK dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi bukan tanpa tantangan.

Ada masanya perekonomian secara keseluruhan tertekan sebagai dampak dari faktor eksternal, seperti turunnya harga komoditas yang terjadi tahun 2015 silam dan tantangan dari suku bunga acuan negara maju saat ini.

"Dalam situasi ekonomi dunia yang sedang terjadi gangguan dan gejolak, itu suatu prestasi yang mau tidak mau harus diakui membaik pelan-pelan," tutur Darmin.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat pertumbuhan ekonomi terakhir, yakni per semester I 2018, merupakan yang tertinggi sejak empat tahun terakhir.

Pertumbuhan ekonomi pada 2014 sebesar 5,01 persen, turun pada 2015 menjadi 4,88 persen, serta naik sedikit demi sedikit jadi 5,03 persen pada 2016 dan 5,07 persen pada 2017.

Tahun ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,2 persen terhadap PDB.

Darmin turut mengajak untuk tidak hanya lihat dari indikator pertumbuhan ekonomi karena aspek lain juga mengalami capaian yang positif, salah satunya penurunan angka kemiskinan yang single digit, 9,82 persen atau pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com