Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jack Ma: Perang Dagang Hal Paling Bodoh di Dunia

Kompas.com - 06/11/2018, 07:33 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

SHANGHAI, KOMPAS.com — Pemilik Alibaba, Jack Ma, menyebut persaingan dagang merupakan hal yang tak masuk akal dan membuat konflik AS dan China makin memanas.

Pria terkaya di China itu menganggap tak ada gunanya menargetkan barang-barang karena Asia nantinya akan menjadi pembeli terbesar produk asing, termasuk di sektor jasa.

"Perang dagang merupakan hal terbodoh di dunia," ujar Ma dalam sebuah forum di Shanghai sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Selasa (6/11/2018).

Pernyataan tersebut keluar menjelang Alibaba mempersiapkan acara belanja tahunan terbesar, yakni Singles Day, pada 11 November 2018 mendatang, yang banyak melibatkan komponen perdagangan luar negeri.

Baca juga: Jack Ma Muda Ternyata Pernah Membenci Bill Gates, Ini Alasannya

Sementara Alibaba mendapatkan sebagian besar pendapatannya dari perdagangan domestik, Ma dan kawan-kawannya telah memperjuangkan China sebagai tujuan untuk produk buatan luar negeri seperti Amerika atau sebaliknya.

Alibaba memiliki beberapa perusahaan yang memfasilitasi penjualan produk-produk global untuk pasar dalam negeri China. Tmall Global milik Alibaba, misalnya, menjual produk-produk dari merek ternama dari Amerika Serikat seperti Nike dan  Urban Outfitters. 

"Ini tantangan terbesar untuk China, tapi juga kesempatan terbesar bagi dunia," kata Ma.

Ma yang berencana pensiun tahun depan juga meyatakan, komunitas bisnis global menentang perang dagang tersebut.

Dalam forum yang sama, Roche Holding AG Chairman, Christoph Franz, sepakat dengan pernyataan Ma.

"Kekayaan Swiss sepenuhnya dibangun dengan membuka perbatasan dan perdagangan, dan itu yang bisa bermanfaat seperti mercusuar bagi negara lain," kata Franz.

Oktober lalu, Ma menyampaikan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) bahwa lembaga yang bermarkas di Geneva ini terancam oleh upaya Trump untuk menyusun kembali sistem perdagangan internasional dengan cara yang menurutnya akan lebih seimbang terhadap AS.

Trump tahun ini menargetkan hal itu kepada baik kepada negara tidak bersahabat maupun sekutunya.  Mulai penerapan tarif impor untuk semua produk China, mengusulkan pungutan pada pembuat mobil Eropa, hingga mengancam akan meninggalkan WTO.

Ma sendiri menjadi penentang utama pengenaan tarif impor oleh China-AS yang mencapai nilai miliaran dollar itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com