Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas Curiga Pedagang Nakal Ubah Kualitas Beras Medium Jadi Premium

Kompas.com - 08/11/2018, 12:13 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) Budi Waseso menduga ada permainan dalam rantai distribusi beras ke pelanggan. Ia melihat ada indikasi pedagang nakal yang mengemas beras kualitas medium menjadi beras premium.

Harga setara beras premium, namun kualitas setara beras medium.

"Kalau saya, dari penyuplai mencurigai ada yang mengubah beras medium ke premium," kata pria yang akrab disapa Buwas itu di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Sebab, ada anomali yang terjadi di pasar terkait penjualan beras. Kementerian Pertanian, Bulog, maupun Food Station memastikan stok beras cukup, bahkan berlebih. Namun, harganya di sejumlah tempat malah naik.

Baca juga: Harga Naik Meski Stok Beras Melimpah, Mentan Sebut Ada Anomali

Selain itu, jumlah ketersediaan beras medium tak sesuai dengan apa yang telah disalurkan.

"Sekarang stok terbanyak premium ada 80 persen. Padahal kita tadinya menggelontorkan lebih dari 60 persen untuk beras medium. Tapi medium ini sudah kurang," kata Buwas.

Hal ini berdampak ke masyarakat yang jadi sulit mendapatkan beras medium. Tak hanya itu, konsumen yang membeli beras premium pun tertipu karena kualitasnya tak sesuai dengan standar.

Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi mengatakan, stok beras di food station sebesar 50.000 ton, dua kali stok yang dibutuhkan. Sehingga, dari sisi produksi bisa disebut cukup baik.

Sepakat dengan Buwas, Arief menduga ada keanehan pada stok beras medium di pasar. Beras jenis premium justru melampaui pasokan beras medium.

"Ini semacam fenomena baru. Medium sedikit, premiumnya 80 persen," kata Arief.

Perbedaan beras premium dan medium terletak pada kualitas pecah beras atau broken. Beras pecah pada premium ditetapkan 15 persen, sementara medium di atas 20 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com