Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pelatihan Pramugari Lion Air Group di Lion City

Kompas.com - 13/11/2018, 08:22 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lion Air Group memiliki kawasan terintegrasi di wilayah Balaraja, Banten. Kawasan tersebut dinamai Lion City.

Lion City sendiri berdiri di atas lahan seluas 30 hektar. Di lokasi itu terdapat area perkantoran, Angkasa Training Center (ATC), hunian bagi pramugari dan pramugara Lion Air Group.

Kompas.com berkesempatan mengunjungi ATC pada Senin (12/11/2018). Di lokasi tersebut terdapat dua gedung yang memiliki 92 ruangan.

Di tempat itu para pramugara dan pramugari Lion Air Group ditempa kemampuannya untuk melayani penumpang di dalam pesawat. Untuk menjadi pramugari dan pramugara di Lion Air Group para peserta harus mengikuti serangkaian pelatihan selama 3 sampai 4 bulan.

Baca juga: Lion Air Tak Segan Hukum Pilot yang Bermasalah

Di lokasi pelatihan sendiri, terdapat beberapa fasilitas, mulai dari ruangan kelas, mock up pesawat dan area kolam renang untuk latihan keadaan darurat.

Saat Kompas.com berkunjung, para pramugari tengah diberi pelatihan emergency. Pelatihan emergency ini dilalui dengan empat tahapan, yaitu mulai dari pembelajaran di kelas, pelatihan memadamkan api, melakukan penyelamatan di darat dan melakukan penyelamatan di air.

“Pramugari diwajibkan memahami proses penyelamatan para penumpang saat dalam keadaan darurat,” ujar Direktur ATC, Dibyo Soesilo di Balaraja, Banten, Senin.

Pada tahap pertama, para pramugari diberi pemahaman dan pengenalan cara menggunakan alat keamanan yang berada di dalam pesawat. Mereka juga diajari bagaimana memadamkan api jika terjadi kebakaran di pesawat.

Suasana Kelas Pramugari di Pusat Pelatihan  Pramugari, Komplek Lion City Balaraja Tangerang Banten (14/4/2016)Pramdia Arhando/Kompas.com Suasana Kelas Pramugari di Pusat Pelatihan Pramugari, Komplek Lion City Balaraja Tangerang Banten (14/4/2016)
Selanjutnya, mereka diberi pelatihan tata cara membuka dan keluar melalui pintu darurat. Untuk keluar dari pintu emergency para pramugari diajari cara meluncur yang baik dan benar.

Kemudian, mereka juga diajari cara mengevakusi penumpang saat dalam keadaan darurat di air. Di fase itu mereka diajari cara mengembangkan dan menaiki perahu karet.

Tak hanya itu, mereka juga diajari cara mengembangkan pelampung dalam waktu 10 detik. Setelah itu, mereka diajarkan bagaimana mengevakuasi penumpang ketika dalam keadaan darurat di air, termasuk cara menghadapi hewan bawah laut seperti hiu.

“Mereka harus tau bagaimana cara menaikkan penumpang ke dalam perahu karet itu, dan bagaimana cara bertahan di atas laut," ucap dia.

Baca juga: Maksimalkan Penggunaan, Pesawat Lion Air Terbang 12 Kali Dalam Sehari

Usai mempraktekan tata cara kala menghadapi keadaan darurat, para pramugari diminta kembali masuk ke ruangan untuk dilakukan evaluasi.

Menurut Dibyo, pelatihan emergency ini tak hanya diberikan kepada calon pramugari saja. Para pramugari yang sudah pengalaman pun wajib mengikuti training ini secara berkala.

“Untuk yang sudah jadi pramugari tetap mengikuti latihan ini. Biasanya dilakukan tiap satu tahun sekali,” kata Dibyo.

Selain ATC, di Lion City sendiri terdapat 1.205 dan 280 mess bagi para pekerja Lion Air Group. Sedangkan bagi flight attandance Lion City memiliki mess sebanyak 1.966.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com