Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentimen Global Masih Jadi Faktor Utama Pelemahan Rupiah

Kompas.com - 07/12/2018, 18:14 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, bergejolaknya kurs rupiah yang kembali melemah dikarenakan sentimen global perang dagang AS dan China yang belum mereda.

Ia menyebut, sebetulnya pelemahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia.

"Ada harapan bahwa perang dagang AS dan China itu mereda setelah pertemuan G20,tapi itu belum mereda," ujar Mirza di Komplek Gedung Bank Indonesia, Jumat (7/12/2018).

Salah satu isu yang menyebabkan kembali menghangatkan perang dagang ini adalah ditangkapnya Direktur Huawei di Kanada dan akan diektradiai Amerika Serikat. Hal ini mencerminkan perang dagang masih belum mereda.

"Perang dagang ini dikhawatirkan makin memperlambat ekonomi dunia, respons dari bank sentral China yang melakukan depresiasi kurs yuan, sehingga hal ini yang membuat depresiasi kurs emerging market (pasar negara berkembang)," papar Mirza.

Selain itu, Mirza pun menyebut terjadinya penjualan saham di pasar global (capital outflow) juga jadi penyebab lain rupiah melemah dalam tiga hari terakhir. Sebab, kata dia, saham bergerak mengikuti ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan laba dari perusahaan.

“Jadi angka-angka dari AS menunjukkan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi AS. Artinya akan terjadi perlambatan pertumbuhan laba perusahaan di AS, pasar saham bereaksi akhirnya kita lihat beberapa hari terakhir terjadi penjualan saham global, terjadi penjualan saham di AS. Kemudian itu menular di negara-negara emerging market termasuk Indonesia. Ada outflow di pasar saham,” jelasnya.

Mirza menegazkan, pelemahan kurs ini adalah fenomena global yang tida hanya terjadi di Indoesia saja.

“Kita lihat kenapa pelemahan kurs di negara berkembang termasuk indonesia setelah sempat menguat, saya mau jelaskan itu fenomena global,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com