Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2019, Penerbitan Sukuk Berbasis Proyek Naik Jadi Rp 28,4 Triliun

Kompas.com - 21/12/2018, 19:06 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Luky Alfirman, menyebutkan alokasi penerbitan sukuk berbasis proyek tahun depan naik menjadi Rp 28,4 triliun. Pada 2018 nilainya hanya sebesar Rp 22,53 triliun.

"Yang pasti totalnya Rp 28,4 triliun, sesuai terget di 2019," kata Luky ketika ditemui di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta Pusat, Jumat (21/12/2018).

Luky menjelaskan, selama ini Kemenkeu terus berkomitmen mendorong pembangunan infrastruktur tanah air. Salah satu buktinya lewat instrumen SBSN khusus untuk proyek.

"Yang dikeluarkan Kementerian Keuangan adalah dalam bentuk SBSN proyek. Khusus untuk SBSN ini, yang memang dedikasikan untuk proyek-proyek tertentu, jadi sifatnya sudah earmark (memperuntukkan)," jelasnya.

Dia menyebutkan, SBSN khusus proyek ini sudah disebar dan berjalan di tujuh kementerian atau lembaga. Dana yang didapat masing-masing kementerian dan lembaga berbeda bersaran dan peruntukannya.

"SBSN tersebar di tujuh kementerian atau lembaga, (di antaranya) PU PR, Kemenhub, Kemenag, Ristekdikti, KLHK, BSN, dan Lipi," sebut dia.

Kendati demikian, Luky tidak menyebutkan berapa besaran dana SBSN yang akan dikucurkan ke tiap kementerian dan lembaga di 2019 mendatang. Pada 2018, Kemenhub menjadi penerima dana terbesar dan KLHK menjadi penerima paling kecil.

"Strategi penerbitan itu sama dengan SBSN biasa. Tapi diselipkan di penerbitan SBSN yang rutin kita lakukan dua minggu sekali. Nanti jumlahnya kita tetapkan, berapa untuk Project Base Sukuk (PBS). Nanti kita tentukan apa saja yang akan diterbitkan," tambahnya.

Kini, alokasi penerbitan sukuk untuk meningkatkan pembangunan proyek infrastruktur nasional di 2018 mencapai Rp 22,53 triliun. Serapan pembiayaan dengan sukuk ini sudah mencapai 80,67 persen atau sebesar Rp 20,15 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com