Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan di China Diprediksi Turun, Saham Apple Turun Tajam

Kompas.com - 03/01/2019, 07:04 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber SCMP

NEW YORK, KOMPAS.com - Apple menurunkan outlook pendapatannya pada kuartal pertama tahun ini setelah perusahaan mencatatkan adanya perlambatan permintaan di China.

Melambatnya permintaan tak hanya untuk pembeli pertama saja, akan tetapi juga semakin sedikit konsumen Apple di China yang melakukan upgrade atas produk iPhone yang mereka miliki.

Dikutip dari SCMP, laporan tersebut membuat saham Apple anjlok pada perdagangan Rabu (2/1/2019) waktu setempat. Harga saham Apple di Wall Street terkoreksi hingga 7,6 persen selama berlangsungnya perdagangan ketika pengumuman melambatnya permintaan di China terjadi.

Harga saham Apple telah terkoreksi hingga 32 persen sejak puncak perdagangan di Oktober seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan penjualan produk iPhone yang berkontribusi terhadap 60 persen pendapatan Apple sepanjang 2018.

Chief Executive Officer (CEO) Apple Tim Cook pun memrediksi, pendapatan di kuartal-IV yang berakhir pada 29 Desember 2018 sebesar 84 miliar dollar AS.

"Kami mengantisipasi beberapa tanangan di negara berkembang, kami tidak mengukur dampak dari perlambatan ekonomi, terutama di Wilayah China," sebut Cook dalam keterangan tertulisnya.

Lebih lanjut Cook menyatakan, penjualan produk iPhone di China dan pasar negara berkembang lain berkontribusi terhadap sebagian besar koreksi pendapatan iPhoen dari tahun ke tahun. Bahkan di beberapa negara maju pun, penhjualan iPhone tak sekuat yang telah diantisipasi perusahaan.

Pada November lalu, pihak perusahaan telah menyatakan akan berhenti melaporkan penjualan unit iPhone, iPadm dan Mac di tahun fiskal 2019. Hal tersebut memicu kekhawatiran lantaran Apple dianggap menghindar dari melemahnya angka pertumbuhan mereka.

Melambatnya permintaan iPhone serta perangkat gawai lainnya, ujar Cook, disebabkan iklim perdagangan Amerika Serikat dan China yang sedang memanas dalam beberapa bulan belakangan.

"Kami meyakini iklim ekonomi di China telah terdampak perang dagang dengan Amerika Serikat," ujar dia lebih lanjut.

Cook juga menyatakan beberapa faktor yang akan membuat pendapatan Apple sedikit terkoreksi, termasuk momentum launching produk baru iPhone yang dirasa kurang tepat, serta fenomena strong dollar yang berarti mengurangi jumlah pendapatan Apple jika dikonversi ke mata uang Amerika Serikat.

Tim Cook juga menambahkan, di beberapa negara berkembang seperti Malaysia, Mexico, Polandia dan Vietnam, kinerja Apple tercatat baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com