Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mahendra K Datu
Pekerja corporate research

Pekerja corporate research. Aktivitas penelitiannya mencakup Asia Tenggara. Sejak kembali ke tanah air pada 2003 setelah 10 tahun meninggalkan Indonesia, Mahendra mulai menekuni training korporat untuk bidang Sales, Marketing, Communication, Strategic Management, Competititve Inteligent, dan Negotiation, serta Personal Development.

Cool Village: Belajarlah sampai ke Indonesia!

Kompas.com - 16/01/2019, 19:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


SAYA termasuk golongan generasi X. Tapi kalau berbicara soal millenial, saya tak mau menyerah kalah, dan saya berusaha keras menjadi seperti mereka. Sulitkah? Pasti. Sia-sia?

Oo tidak! Begini ceritanya.

Di awal tahun ini saya diundang sekumpulan anak muda yang sangat sibuk mengejar mimpi mereka dengan cara mengajak yang lain ikut bersama-sama mengejar mimpi kolektif: wealth.

Sebut saja namanya Stefano, umur kira-kira 19 tahun. Ia mengajak temannya, bolehlah kita namai dia Willy, baru saja berulang tahun ke 17.

Saya mengenal Stefano sudah setahun lebih, dan melihatnya bertumbuh dari sosok yang kurang pe-de menjadi orator – atau influencer kalau saya boleh sebut – yang sangat handal.

Saya sendiri mengalami tahun-tahun yang panjang di masa kecil saya sebagai orang minder: kecil, rada kurus, bukan dari keluarga kaya raya.

Tapi apa bedanya dengan kedua anak muda yang saya sedang ceritakan ini? Dengan situasi dan zaman yang berbeda, kondisi mereka dan saya hanya sebelas dua belas.

Saya meninggalkan Indonesia sepuluh tahun dan menetap di beberapa negara yang berbeda, tapi di sana saya belum pernah melihat fenomena anak-anak muda dengan segala keterbatasannya mentransformasi diri mereka menjadi raksasa pengaruh yang memberi mereka sihir untuk berbicara dengan sangat percaya diri di hadapan orang-orang yang usianya dua atau tiga kali lipat dari usia mereka. Sungguh ajaib!

Saya jadi teringat dengan kisah penjual alat x-ray portable di San Fransisco, Chris Gardner. Sebelum menjadi pria yang sukses kaya raya dan bahkan menjadi seorang motivator handal, Chris hanyalah seorang salesman biasa yang tak pandai bernego. Kehidupan rumah tangganya pun sempat amburadul.

Suatu hari ia melihat seorang pria berhenti di dekatnya saat ia berjalan di depan gedung bursa saham San Fransisco. Yang mengganggu benaknya adalah, pria itu keren, dan dia mengemudi Ferrari.

Tak tahan hanya menonton, Chris memberanikan diri menanyakan kepada si pemilik Ferarri, “Hi Bro, I have two questions for you: what do you do, and how do you do it?”

Pertanyaan yang sangat sederhana dan iseng: “Apa yang kamu kerjakan, dan bagaimana kamu mengerjakannya?”

Lalu saya ikutan kepo. Anak-anak muda yang saya ceritakan itu tadi, sihir apa, atau mantra apa, yang mereka pelajari sehingga mendadak mereka menjadi orang-orang yang sangat percaya diri, menjual apapun yang mereka tawarkan kepada orang-orang lain, dan bahkan tak lelah mencoba kembali meski ditolak.

Langsung saja saya tanyakan dengan cara yang tersamar: “Apa yang kalian lakukan, dan bagaimana kalian melakukannya?”

Standar baru survival

Dari ngobrol-ngobrol di meja makan, barulah saya ‘ngeh’, bahwa merekalah orang-orang normalnya, sayalah yang anomali.

Anak-anak muda ini telah menciptakan standar baru soal survival, bagaimana menyelamatkan masa depan mereka sendiri, dan tak peduli dengan protokol-protokol lama yang masih dipakai orang-orang seusia saya.

Mereka menciptakan ‘the new normal’dengan anggapan bahwa masa depan adalah milik mereka, dan tak ada satupun orang-orang tua yang bisa menyelamatkan masa depan mereka selain mereka sendiri. Dan uniknya, mereka berkolaborasi, bukan berkompetisi.

Pertemuan malam itu dengan setengah lusin anak muda membuat saya begitu tenang. Mereka sudah membaurkan diri menjadi bagian dari global citizenship, masyarakat tak berbatas, masyarakat yang melihat dunia luas hanyalah sebuah desa di mana orang-orangnya saling menyokong untuk bertahan hidup. Tak ada inferiority complex dalam jiwa mereka.

November tahun 2016 saya bersama mitra bisnis saya berkesempatan mengikuti program pengembangan profesional di Harvard.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

Spend Smart
Memahami Pajak Investasi Emas

Memahami Pajak Investasi Emas

Whats New
Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Whats New
Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com