Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mahendra K Datu
Pekerja corporate research

Pekerja corporate research. Aktivitas penelitiannya mencakup Asia Tenggara. Sejak kembali ke tanah air pada 2003 setelah 10 tahun meninggalkan Indonesia, Mahendra mulai menekuni training korporat untuk bidang Sales, Marketing, Communication, Strategic Management, Competititve Inteligent, dan Negotiation, serta Personal Development.

Cool Village: Belajarlah sampai ke Indonesia!

Kompas.com - 16/01/2019, 19:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Bukan pelatihannya saja yang wah banget, tapi lebih daripada itu, kami diberi kesempatan untuk mengamati distrik kecil di wilayah Cambridge di mana Universitas Harvard berada yang hampir 80 persen penduduknya kalau bukan mahasiswa Harvard ya mahasiswa MIT karena hanya bertetangga saja kampusnya.

Kami lihat begitu majemuknya orang-orang yang menghuni kota kecil itu. Tak ada kesan wajah yang terbeban. Mereka memang serius, tapi tak ada wajah bersungut-sungut penuh beban.

Inikah representasi desa global yang paling ideal di dunia ini?

Hampir semua anak muda dari berbagai belahan dunia (sekilas tampak memang kebanyakan dari India, China dan Eropa Timur) menikmati kemajemukan itu untuk menimba ilmu bersama-sama.

Mereka menjadi terbiasa untuk percaya diri karena mereka tak lagi memiliki alasan untuk ‘mengapa harus terkungkung dalam tempurung’?

Anak-anak muda di wilayah Cambridge memang tak bisa disebut mewakili anak-anak muda seluruh dunia, tetapi spirit mereka menjadi magnet yang luar biasa: spirit untuk menang, menjadi yang terbaik, dan pada akhirnya survived – selamat dari keadaan.

Berhenti mengejar banyak hal

Seth Godin – pelatih pengembangan profesional dunia – mengatakan dalam bukunya “The Dip”, bahwa salah satu ciri orang yang bakat untuk menjadi pemenang, menjadi yang terbaik dan selamat di perjalanan zaman adalah orang-orang yang terfokus hidupnya dan berhenti mengejar banyak hal.

Generasi saya, dan mungkin sebagian dari para millenials yang sebentar lagi akan dilibas oleh generasi Alpha, masih menyukai sebuah paket ‘safety net’ yang banyak jumlahnya, mengejar banyak hal, dengan alasan untuk untuk survive dan bertahan.

Tetapi, bukankah hal-hal itulah yang membuat sebagian besar dari yang pernah mencoba strategi itu gagal?

Dan inilah yang gagal saya pahami selama ini, seolah menjadi all-roundermulti-tasker, adalah jalan paling umum dan aman untuk bertahan.

Stefano, juga Willy, dua anak yang saya ceritakan tadi, tak perlu harus pergi ke Harvard, MIT atau keliling dunia. Teknologi internet, juga media sosial, telah memampukan mereka untuk belajar dari anak-anak sebaya mereka di belahan lain di dunia.

Bangsa ini tak hanya kaya karena sumber alam dan besarnya jumlah penduduk, tapi karena generasi yang sedang mencari identitas diri ini jauh lebih matang dalam menyikapi berbagai perubahan dunia.

Mereka tahu apa yang mereka mau. Mereka juga tahu bahwa mereka mampu. Mereka berhenti mengejar banyak hal; mereka bunuh rasa takut dan keraguan; mereka tak mentah-mentah menerima nasihat kita para orang tua, tetapi mennerjemahkannya dalam konteks zamannya.

Saya tak khawatir dengan masa depan bangsa ini. Desa kecil bernama Indonesia ini memang memiliki karunia luar biasa, sehingga orang-orang lain melihatnya sebagai tempat untuk belajar: belajar menjadi anggota masyarakat dunia yang yakin bahwa memenangkan masa depan cukup dimulai dengan dua hal sederhana: optimisme, dan rasa percaya diri. Itu saja dulu.

Fortis fortuna adiuvat. Nasih baik berpihak pada mereka yang berani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com