Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2019, Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Turun ke Kisaran 5 Persen

Kompas.com - 21/01/2019, 11:55 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku bunga Bank Indonesia atau 7 Days Reverse Repo Rate diprediksi turun pada 2019 menjadi 5,5 persen.  Selama 2018 hingga 17 Januari 2019 lalu, suku bunga BI bertengger di level 6 persen.

Direktur Panin Asset Management, Ridwan Soetedja mengatakan, prediksi turunnya suku bunga karena membaca situasi bank sentral AS.

Selama 2018, pertumbuhan ekonomi AS naik pesat sehingga The Fed mengimbangi dengan menaikkan suku bunga acuan.

"Untuk mengerem supaya pertumbuhan ekonomi AS tidak cepat, The Fed menaikkan suku bunga. Suku bunga The Fed sudah mencapai puncaknya pada 2018," ujar Ridwan di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (21/1/2019).

Baca juga: Perang Suku Bunga Deposito Perbankan, Ini Komentar BI

Pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi melambat dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen. Seiring kondisi tersebut, ekonomi AS juga diperkirakan melambat. Berbeda dengan kondisi 2018 lalu di mana AS mengalami pertumbuhan ekonomi sangat tinggi sehingga berpengaruh pada kondisi ekonomi global.

Kuatnya dollar AS memukul mata uang negara emerging, tak terkecuali Indonesia. Namun, adanya perang dagang, dikombinasi dengan melemahnya ekonomi AS, maka diprediksi dollar AS terhadap mata uang lain pada 2019 cenderung melemah.

"Kalau misalnya dollar AS menguat, kebijakan perang dagang tidak bisa jalan karena kalau dikenakan tarif, kalau harga dollar AS menguat, jado lebih mahal, tidak efektif," kata Riwdan.

"Maka AS cenderung membiatkan dollar lemah sehingga ekspor bisa jalan dan ekonomi tetap tumbuh," lanjut dia.

Dengan prediksi melambatnya pertumbuhan AS, bank sentral lebih hati-hati untuk menaikkan suku bunga. Bahkan, kata Ridwan, tak menutup kemungkinan The Fed sama sekali tidak menaikkan suku bunga.

"Kalau perkembangan terus berlanjut, kalau ekonomi AS makin turun, kemungkinan tidak akan menaikkan lagi," kata Ridwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com