Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Menjanjikan Prospek Aset Kripto di Indonesia?

Kompas.com - 30/01/2019, 09:26 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Upbit menyebut bermain di bursa kripto aset sama saja seperti bermain di pasar modal. Yang membedakan hanya bentuk asetnya, yakni saham dan koin virtual.

Kepala Business Development Upbit Indonesia Resna Raniadi menganggap fluktuasi kripto berbeda dengan jenis investasi lain, seperti saham. Pasar saham sangat rentan terhadap tekanan politik maupun ekonomi global.

Misalnya, sewaktu harga minyak dunia turun dan suku bunga bank sentral terus baik, IHSG berguncang. Berbeda dengan aset kripto yang sama sekali tidak terdampak dengan kondisi itu.

"Kalau soal kripto tidak ada kondisi politik dan ekonomi, kadang tinggi, kadang rendah," kata Resna.

Baca juga: Ramaikan Pasar Kripto di Indonesia, Upbit Jamin Keamanan Aset

Harga aset kripto sempat jatuh akhir tahun 2018 sebelum akhirnya naik lagi pada bulan ini. Resna mengatakan, saat itu mata uang kripto anjlok karena ada pemain bitcoin yang menggesernya jadi bitcoin cash atau diamond dalam jumlah besar.

Lantas, bagaimana prospek kripto aset di Indonesia?

Resna mengatakan, dirinya tak bisa memastikan apakah trennya positif atau negatif di tahun ini. Sebab, fluktuasi sangat ditentukan oleh aktivitas penggunanya, bukan pengaruh eksternal.

Pergerakannya pun berbeda masing-masing produk, tergantung seberapa banyak yang membeli aset suatu produk kripto.

Baca juga: Upbit Sasar 100.000 Pemain Aset Kripto, Utamanya Milenial

Meski begitu, pemain kripto aset tetap optimistis tahun ini memberi hasil yang baik jika dilihat dari tren beberapa bulan terakhir yang positif.

"Menurut info teman-teman komunitas, pertumbuhannya lumayan pesat," kata Resna.


Jangan "parno" aset kripto

Kripto aset terbilang masih belum banyak diketahui masyarakat luas. Sebagian orang masih takut untuk mencoba investasi saham, apalagi aset kripto yang masih tergolong baru.

Head of Legal Upbit, Putra Nugraha mengatakana, aset kripto bisa menjadi alternatif investasi bagi masyarakat unbanked. Hanya 36 persen orang Indonesia yang tersentuh layanan perbankan, sementara sisanya belun.

"Sisanya itu bisa jadi potential market. Misal, petani di desa baru dapat hasil panen mau investasi. Gimana nih, buka rekening saham susah, mereka bisa trading di sini," kata Putra.

Apalagi Indonesia memiliki penetrasi internet yang cukup besar di Asia Tenggara. Dengan demikian, akses terhadap aset kripto semakin mudah untuk melakukan investasi cyberoptic, investasi data center, dan investasi jaringan.

Baca juga: Arab Saudi dan Uni Emirat Arab Sepakat Ciptakan Mata Uang Kripto Baru

Putra menekankan, aset kripto bukan sesuatu yang menakutkan. Apalagi, jika bursa aset kriptonya memiliki proteksi tinggi, maka jangan takut dana yang diinvestasikan akan hilang.

"Hal yang baru bukan seharusnya ditakuti. Coba dekati, pelajari, ambil yang bagus, buang yang jelek, bukan dihindari," kata Putra.

"Saya yakin potensi ini besar sekali dan bisa jadi tambahan devisa negara," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com