Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Harga Tiket Garuda Indonesia Masih Mahal

Kompas.com - 15/02/2019, 12:30 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Garuda Indonesia Group menurunkan harga tiket di seluruh rute penerbangan sebesar 20 persen mulai kemarin, Kamis (14/2/2019).

Namun, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan masih ada beberapa harga tiket pesawat Garuda Indonesia Group yang masih mahal.

"Saya tadi pagi sudah cek harga, hari ini masih mahal," ujar dia di Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Baca juga: Garuda Indonesia Group Turunkan Harga Tiket 20 Persen

Dia pun mengaku telah menghubungi pihak Garuda untuk mengoreksi harga-harga tiket yang menurutnya masih mahal.

Diharapkan, dengan diturunkannya harga tiket dari maskapai Garuda Indonesia Group juga akan memengaruhi turunnya harga tiket maskapai lain.

"Nanti kita pantau yang lain mestinya memang ada penurunan, biasanya mereka sudah memosisikan dirinya di posisi tertentu, misalnya Garuda pasang 100, nanti Batik 95 persennya atau 90 persen, terus Sriwijaya di bawahnya, kemudian Citylink, ini terkoreksi pasti," jelas mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II ini.

Baca juga: Garuda Indonesia Naikkan Tarif Surat Muatan Udara hingga 50 Persen

Sebagai catatan, sebelumnya Garuda Indonesia menyatakan dalam keterangan tertulis telah menurunkan harga tiket sebesar 20 persen.

Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara mengatakan, penurunan tarif tiket pesawat ini merupakan tindak lanjut dari inisiasi awal Indonesia National Air Carrier Association (INACA) yang sebelumnya baru berlaku di beberapa rute penerbangan.

"Hal tersebut sejalan dengan aspirasi masyarakat dan sejumlah asosiasi industri nasional serta arahan Bapak Presiden RI mengenai penurunan tarif tiket penerbangan dalam mendukung upaya peningkatan sektor perekonomian nasional, khususnya untuk menunjang pertumbuhan sektor pariwisata, UMKM, hingga industri nasional lain, mengingat layanan transportasi udara memegang peranan penting dalam menunjang pertumbuhan perekonomian," ujar Ari dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com