Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 8 Penyakit Pasien yang Sering Menggunakan JKN-KIS

Kompas.com - 27/02/2019, 17:06 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menginformasikan bahwa sejak 2015-2018 pihaknya mendata sebanyak delapan jenis penyakit yang sering menggunakan pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Jenis penyakit tersebut, antara lain sirosis hepatitis (sirosis hati), gagal ginjal, hemofilia, jantung, kanker, leukemia, stroke, dan thalasemia.

Delapan jenis penyakit ini juga memiliki jumlah kasus yang berbeda tiap tahunnya berdasarkan penanganan kunjungan rawat inap tingkat lanjut (RITL) atau rawat jalan tingkat lanjut (RJTL).

Pada 2015, jantung menjadi jenis penyakit yang paling banyak menggunakan pemanfaatan JKN. Saat itu, sebanyak 812.266 kasus kunjungan RITL dan sebanyak 5.057.914 kasus kunjungan RJTL merupakan peserta penyakit jantung.

Baca juga: Penyakit Jantung di Urutan Teratas Pemanfaatan Kartu JKN

Sementara, untuk hemofilia menjadi jenis penyakit yang paling sedikit menggunakan pemanfaatan JKN. Sebanyak 17.921 kasus RITL dan 8.970 kasus RJTL yang didata, angka ini cukup jauh jika dibandingkan dengan penyakit jantung.

Kemudian, pada 2016 penyakit jantung tetap menjadi jenis penyakit dengan tingkat kasus yang paling banyak menggunakan pemanfaatan JKN, yakni sebanyak 783.929 kasus RITL dan 5.708.821 kasus RJTL.

Tahun ini, beberapa jenis penyakit mengalami penurunan kasus penggunaan kartu JKN, seperti sirosis hati, jantung, kanker, dan thalasemia pada kunjungan RITL.

Namun, pada 2016 untuk kunjungan RJTL meningkat derastis dari angka 495.248 menjadi 839.775 kasus thalasemia.

Pada 2017, hemofilia mengalami penurunan kasus penggunaan pemanfaatan JKN dengan angka 19.101 menjadi 11.978 kasus. Sementara ketujuh jenis penyakit lainnya mengalami peningkatan di kunjungan RITL.

Dampak dari peningkatan kunjungan RITL ini menyebabkan total 2.020.720 kasus dan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 13,294 triliun dari delapan jenis penyakit yang menggunakan pemanfaatan JKN.

Begitu pula dengan kunjungan RJTL dengan total 14.121.938 kasus dan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 5.042 triliun. Angka ini menjadi terbanyak dari data tahun 2015-2018.

Pada 2018, kedelapan jenis penyakit ini mengalami penurunan kasus dan juga biaya di kunjungan RITL maupun kunjungan RJTL.

Tahun itu, penurunan biaya untuk kunjungan RITL sekitar Rp 2,908 triliun dan untuk kunjungan RJTL sekitar Rp 848 miliar.

Meskipun mengalami penurunan, penyakit jantung masih menjadi jenis penyakit yang terbanyak di tahun 2018, yakni 906.709 kasus untuk kunjungan RITL dan 8.144.375 kasus untuk kunjungan RJTL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Whats New
Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 per Bulan

Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 per Bulan

Spend Smart
BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

Whats New
Permintaan Cetakan Sarung Tangan Karet Naik, Kerek Laba MARK 134 Persen pada Kuartal I-2024

Permintaan Cetakan Sarung Tangan Karet Naik, Kerek Laba MARK 134 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
IHSG 'Bullish,' Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG "Bullish," Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Terbaru 29 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 29 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Detail Harga Emas Antam Senin 29 April 2024

Detail Harga Emas Antam Senin 29 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Senin 29 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 29 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Rekomendasi Sahamnya

Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com