Dalam perdagangan kemarin, saham emiten berkode AISA itu tepatnya turun 24,92 persen di posisi Rp 1.205 dari perdagangan pada pagi yang masih berada di Rp 1.605 per saham.
(Baca: Geledah Gudang Beras di Bekasi, Polisi Sita 1.100 Ton Beras Oplosan)
Investor banyak melakukan penjualan saham AISA sebagai buntut dari digerebeknya gudang beras PT Indo Beras Unggul (PT IBU), Jalan Rengas kilometer 60 Karangsambung, Kedungwaringan, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017) petang.
Dalam gudang berkapasitas 2.000 ton itu, polisi menyita 1.100 ton beras siap edar. Beras tersebut dilabeli dengan berbagai merk, antara lain Ayam Jago, Maknyuss, Pandan Wangi, dan Rojo Lele.
Sementara itu mengutip Kontan, Sabtu (22/7/2017), analis First Capital David Nathanael mengatakan sampai saat ini penjelasan dari manajemen Tiga Pilar memang masih abu-abu.
Sepengetahuan David, beras IR64 ini tidak semuanya merupakan beras subsidi. Nah, untuk beras IR64 subsidi dibeli dari pemerintah.
Nah, menurut David, letak kesalahan AISA masih dipertanyakan. Misalnya saja apakah tidak boleh jual beras IR64 yang bukan subsidi dengan harga mahal atau memang AISA membeli secara ilegal beras IR64 yang subsidi?
Kasus yang menghantam AISA akan membuat kinerja perusahaan menjadi pincang. Karena itu, dia menghitung, harga saham AISA bisa turun mencapai Rp 1.000 per lembar saham.
"Salah atau tidaknya AISA, memang lebih aman investor untuk jual dulu saham ini meskipun rugi," kata David.
Sebelum ada kasus ini, David cukup merekomendasikan saham ini. Namun, David tak bisa memprediksi bagaimana setelah kasus ini selesai. Meskipun kinerjanya membaik, mungkin orang masih menaruh ketidakpercayaan pada perusahan ini.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/07/22/130913226/gudang-beras-di-bekasi-digerebek-saham-tiga-pilar-anjlok-24-92-persen