Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masalah Beras Jadi Sorotan, Momentum Pemerintah Perbaiki Data Pangan

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Anreas Santosa menegaskan, pemerintah perlu memperbaiki data sebelum mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pangan. Menurutnya, kasus beras yang tengah menjadi sorotan saat ini terjadi akibat ketidakmampuan pemerintah mengelola data pertanian dengan baik.

"Sebelum mengambil suatu kebijakan, pemerintah benahi dululah masalah data, data yang ada sama sekali tidak akurat," ujar Dwi saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (26/7/2017).

Dwi menegaskan, kasus beras saat ini menjadi momentum yang baik untuk memperbaiki data yang berkaitan dengan data soal produksi padi.

Selain memperbaiki soal data, lanjutnya, pemerintah juga harus memperbaiki tata kelola pangan dari hulu hingga hilir.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono menegaskan,  setiap kebijakan maupun program yang dibuat oleh pemerintah didasarkan data. Saat ini, lanjut Hari, pemerintah menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam merumuskan berbagai kebijakan.

"Lembaga mana sih yang mempunyai infrastruktur pendataan sebaik BPS. Punya jaringan pendataan, punya petugas yang terlatih dengan metodologi. Kalau tidak percaya data BPS, bagaimana? Soal ada sumber-sumber berbeda memang dimungkinkan," pungkasnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/07/26/173814526/masalah-beras-jadi-sorotan-momentum-pemerintah-perbaiki-data-pangan

Terkini Lainnya

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

Whats New
Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Whats New
Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Whats New
Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke