Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Susi Sebut Masalah Kelautan dan Perikanan Belum Selesai

"Selama saya melihat situasi yang ada, dan masih memerlukan orang seperti saya to be continue the fight. Karena (masalah) ini belum selesai, walaupun stok ikan sudah mulai kelihatan," kata Susi, dalam acara "Rosi" yang ditayangkan di Kompas TV, Kamis (3/8/2017) malam.

Susi juga masih ingin memberantas pencurian ikan. Dia ingin memperbaiki perikanan tangkap dengan mengubah Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUUF) menjadi Legal Reported and Regulated Fishing (LRRF) yang lebih tertata dan berkelanjutan (sustainability).

"Kami akan jaga laut dunia, karena satu dunia satu laut. Kalau kami tidak jaga Laut Banda, dunia tidak akan mendapat supplai Yellowfin yang besar-besar kan," kata Susi.

Berniat Mundur?

Dalam acara tersebut, turut dihadirkan kerabat Susi yang juga Direktur Kemitraan Monica Tanuhandaru.

Monica yang juga menjadi salah satu penulis konsep pendirian Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid itu memandang Susi sebagai seorang menteri yang berjiwa petarung.

Meski bukan lulusan S2 maupun S3, Monica menganggap Susi sebagai seorang yang cepat membaca situasi dan lapangan. Dia juga berharap, Susi tidak mengundurkan diri dari jajaran menteri Kabinet Kerja.

Menanggapi hal itu, Susi tak menjawab pasti. Hanya saja, Susi tak habis pikir kepada pihak-pihak yang terus menyerang dirinya.

"Kami ini menteri sangat serius kerja, putting everything. Effort, integrity, even life, waktu, keluarga," kata Susi. (Baca: Susi: Kalau Saya Direshuffle...)

"Lalu kami mesti berhadapan sama orang-orang yang ngomong absurd, tapi bisa dapat corong dari media untuk ngomong, dan kami harus hadapi, itu kan gila," kata Susi lagi.

Dalam riset yang dikeluarkan oleh Indonesia Indikator, ada kenaikan signifikan terkait perbincangan Susi dan reshuffle, sejak April 2017 di media sosial.

Direktur Komunikasi Indonesia Indikator Rustika Herlambang mengatakan, serangan kepada Susi dengan menyertai tagar ganti Susi, Menteri Susi ngawur, save nelayan, dan lain-lain.

Selain itu, ada pula yang mendukung Susi dan meminta Jokowi tak mengganti dirinya dari Menteri Kelautan dan Perikanan.

Setelah dibandingkan, hasilnya 89 persen netizen dari 109.000 percakapan menyatakan mendukung Susi dan meminta Jokowi tak me-reshuffle dirinya.

Sedangkan netizen yang menginginkan Susi di-reshuffle rata-rata berusia 35 tahun dan mereka me-mention satu partai tertentu.

Menanggapi hal itu, Susi mengaku telah mengetahui pihak-pihak yang tak menginginkan dirinya berada di dalam Kabinet Kerja. Susi pun enggan membicarakan hal tersebut lebih lanjut.

"Saya menteri yang kerja, enggak usah (bicara) politik. Pak Presiden kemarin bicara tidak urus politik, sekarang urus ekonomi, ekonomi, ekonomi," kata Susi.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/04/091411426/susi-sebut-masalah-kelautan-dan-perikanan-belum-selesai-

Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke