Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Produksi Garam Belum Maksimal Sebab Pengolahan Masih Tradisional

Menurut Hermanto, potensi garam di Indonesia sangat besar dengan melihat garis pantai Indonesia yang terpanjang kedua di dunia. Namun dengan pengolahan tradisional, panjangnya garis pantai tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.

"Potensi luar biasa, kondisi alam dan juga sinar matahari juga, tetapi tidak optimal memanfaatkan potensi itu," ujar Hermanto kepada Kompas.com, Senin (7/8/2017).

Hermanto menilai, saat ini pelaku usaha pergaraman di sektor swasta juga belum menggarap industri garam dengan maksimal. Sehingga dampaknya, Indonesia masih harus importasi garam dari negara lain.

(Baca: Impor Garam, Tonggak Pemerintah Benahi Tata Niaga Garam)

Sebab lain, Hermanto mengatakan bahwa program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (Pugar) yang dicanangkan pemerintah juga belum berjalan efektif.

"Kalau program Pugar itu efektif mestinya gambarannya tidak perlu impor garam, kalau program itu efektif mestinya secara rata-rata produksi kita atau produksi petani garam baik, kenyataannya kan tidak," jelasnya.

Dengan fakta-fakta itu, pemerintah diharapkan agar lebih serius dan fokus dalam membangun industri garam nasional maupun membina petani garam rakyat dengan baik dan terstruktur.

"Program itu penting, tetapi harus lebih serius lagi merancang maupun menerapkannya," tegas Hermanto.

Persoalan Iklim Vs Teknologi

Menurut Hermanto, persoalan iklim ataupun cuaca yang sering kali menjadi kendala ataupun alasan klasik terhambatnya proses produksi garam di Indonesia tidak dapat diterima.

Dia mencontohkan, salah satu negara yang berhasil membangun industri garam adalah Australia. Padahal Australia adalah negara dengan kondisi cuaca yang tiga bulan tidak ada matahari.

"Itu karena teknologi dan itu bisa kita adopsi," terang Hermanto. Ironisnya, saat ini indonesia impor garam dari Australia.

Seperti diketahui, guna mengatasi persoalan kelangkaan garam konsumsi yang terjadi saat ini, pemerintah sepakat melakukan importasi garam sebanyak 75.000 ton dari Australia dengan menugaskan PT Garam.

(Baca: Seminggu Sebelum Hari Kemerdekaan, 75.000 Ton Garam Impor Masuk RI )

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/07/143739326/produksi-garam-belum-maksimal-sebab-pengolahan-masih-tradisional

Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke