Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 tersebut bahkan lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,18 persen.
Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 ditopang oleh konsumsi rumah tangga 4,95 persen, investasi 5,35 persen, ekspor 3,36 persen, lembaga non profit 8,46 persen, dan impor 0,55 persen. Adapun konsumsi pemerintah justru negatif 1,93 persen.
"Ya agak stagnan. Jadi memang upaya kita mempercepat yang pending-pending," kata Kalla di kantor wakil Presiden RI, Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Tidak beranjaknya pertumbuhan ekonomi dalam negeri itu dibantah lantaran daya beli masyarakat yang turun. Pertumbuhan ekonomi lesu dianggap lantaran para investor menunggu kondisi global dan dalam negeri kondusif untuk investasi.
"Kalau kita lihat tabungan likuiditas perbankan cukup baik, keinginan investasi juga cukup. Tapi mungkin karena melihat kondisi juga dunia, kondisi nasional, maka banyak yang menunda investasi," ungkap Kalla.
Karenanya, Pemerintah bertekad untuk terus mendorong percepatan investasi tersebut dengan memangkas atau merevisi berbagai regulasi yang berbelit atau tidak pro-investasi.
Pemerintah pun menjanjikan, semua keluhan baik di pusat dan daerah yang menyulitkan dan memperlambat investasi akan diperbaiki oleh Kementerian terkait.
"Apakah itu investasi pemerintah atau investasi swasta dan juga dari luar. Karena keinginan itu banyak sebenarnya, cuma ini agak stagnan. Mereka menunggu kondisi nasional lebih baik, menunggu penyelesaian banyak aturan-aturan yang tumpang tindih, kita perbaiki semua," tutup Kalla.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/08/134050726/wapres--ekonomi-kuartal-ii-2017-tumbuh-stagnan-pemerintah-dorong-investasi