Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kinerja Saham Emiten Perunggasan Belum Menggembirakan

Meski ada faktor musiman puasa dan Lebaran, permintaan terhadap ayam dan turunannya tidak sebesar perkiraan semula.

"Alhasil kinerja keuangan perusahaan-perusahaan perunggasan belum menggembirakan," kata analis PT Bahana Sekuritas Michael Setjoadi dalam pernyataan resmi, Selasa (8/8/2017).

Menurut Michael, pemerintah sudah semakin proaktif membantu industri ini dengan program pemusnahan untuk mengurangi keterpurukan harga. Namun karena permintaan rendah, harga ayam masih stabil murah.

Rendahnya daya beli masyarakat pada tahun ini menjadi salah satu penyebab berkurangnya konsumsi ayam. Dengan adanya formulasi baru terhadap kenaikan upah minimum yakni besar pertumbuhan ekonomi plus besar inflasi, serta adanya kenaikan tarif dasar listrik membuat daya beli masyarakat tidak sekuat tahun sebelumnya.

Tak heran bila kinerja keuangan perusahaan seperti PT Charoen Poghpand Indonesia (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) dan PT Malindo Feedmill (MAIN ) pada kuartal II tahun ini belum sesuai harapan.

Melihat pencapaian hingga semester satu tahun ini, Bahana memangkas proyeksi kinerja keuangan ketiga perusahaan ini untuk sepanjang 2017.

Namun, terpuruknya harga ayam diperkirakan tidak akan berlanjut hingga tahun depan, karena pemerintah semakin memahami waktu yang tepat untuk melakukan pemusnahan.  Sehingga, stabilitas harga lebih terjamin dan fluktuasi harga lebih terjaga.

Bahana memperkirakan pendapatan CPIN akan tergerus menjadi sebesar Rp 39,93 triliun pada akhir 2017, dari perkiraan semula sekitar Rp 41,45 triliun.

Pada tahun depan diperkirakan Charoen bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp 42,93 triliun, turun 2,3 persen dari perkiraan semula.

Rekomendasi Bahana atas JAPFA lebih positif karena fundamentalnya lebih baik. Perusahaan ini memiliki bisnis yang lebih beragam dan valuasi harga masih murah, sehingga Bahana merekomendasikan beli dengan target harga sedikit mengalami kenaikan dari semula Rp 1.700 menjadi Rp 1,750 per lembar saham.

Bahana juga merekomendasikan Reduce atas saham MAIN karena valuasi harga sudah kemahalan serta ketersediaan fasilitas untuk menunjang usahanya belum tersedia, seperti misalnya freezer untuk mempertahankan ayam tetap dalam kondisi segar sejak pemotongan hingga ke konsumen.

Malindo menggunakan jasa pihak ketiga serta ada beberapa fasilitas lainnya yang belum tersedia. Sehingga, Bahana menurunkan target harga MAIN menjadi Rp 860 dari perkiraan semula Rp 1.100 per lembar saham.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/09/053100726/kinerja-saham-emiten-perunggasan-belum-menggembirakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke