Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cuma Satu Digit Prosentase Pengguna Cara Menabung

Catatan dari rilis pihak Rumah.com yang diterima Kompas.com pada Selasa (15/8/2017) menunjukkan bahwa hanya 6,6 persen wanita dan 5,3 persen pria menyisihkan 20 persen dari penghasilan bulanannya untuk tabungan masa depan. Pihak Rumah.com mengutip data itu dari MarkPlus Insight. “Uang muka sendiri umumnya dikumpulkan para pencari properti dengan teknik menabung atau hasil meraup untung dari investasi emas maupun reksadana," kata Wasudewan, Country Manager Rumah.com.

Selanjutnya, Wasudewan memaparkan hasil survei pihaknya yang bertajuk Property Affordability Sentiment Index 2017. Dari survei itu diperoleh informasi bahwa sebanyak 86 persen konsumen properti menyatakan bahwa biaya dan proses Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ada di Indonesia terbilang cukup berbelit. Para responden survei sebanyak 1.020 respoden itu lantas mengharapkan adanya kebijakan memudahkan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga perbankan.

Rumah.com Property Affordability Sentiment Index 2017 adalah survei tahunan yang diselenggarakan oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Survei dilakukan pada Januari – Juni 2017.

Sementara itu, sebaliknya, 54 persen responden mengakui bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah upaya dalam menekan harga rumah, agar kebijakan itu bisa terjangkau khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Wasudewan mengatakn pemerintah melakukan perombakan aturan LTV per Agustus 2016. Pasca-pelonggaran, pertumbuhan KPR di bulan setelahnya mengalami peningkatan sebesar 6,21 persen (year-on-year) menjadi 6,48 persen (year-on-year). "Berdasarkan jenisnya, KPR tipe 22-70 dan KPA tipe <21 mengalami pertumbuhan tertinggi,” ujar Wasudewan.

Beberapa upaya yang disebut masih perlu digenjot pemerintah, menurut responden, di antaranya adalah kebijakan mengenai Loan to Value (LTV) alias rasio pinjaman, keringanan pajak properti, dan penyederhanaan kepemilikan properti bagi Warga Negara Asing (WNA) di Indonesia.

Uang muka

Hasil survei juga menunjukkan 51 persen masyarakat Indonesia beranggapan bahwa nominal uang muka pembelian rumah atau apartemen dinilai terlalu tinggi. Ini menjadi penyebab mereka belum mengambil fasilitas kredit properti dari bank hingga saat ini.

Selain permasalahan uang muka, alasan lain yang menyebabkan masyarakat belum mengajukan kredit untuk properti adalah karena masih terikat dengan cicilan lain seperti kendaraan. Padahal dilihat dari urutan prioritas, yang termasuk kebutuhan primer adalah rumah, bukan kendaraan.

Faktor lainnya adalah belum mampu mencicil properti tiap bulan, tidak membutuhkan kredit pinjaman untuk pembelian properti, hingga tidak memenuhi syarat untuk pengajuan kredit lantaran status pekerjaan.

Survei ini juga mencatat bahwa ada 23 persen responden yang saat ini tengah dalam proses mencicil rumah atau apartemen. Mengenai tenor cicilan, 48 persen responden memilih jangka waktu kredit 11 tahun-15 tahun, sedangkan 34 persen memilih tenor yang lebih singkat yakni 6 tahun-10 tahun.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/18/140144326/cuma-satu-digit-prosentase-pengguna-cara-menabung

Terkini Lainnya

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke