Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masihkah Industri Hulu Migas Berperan Penting untuk Pembangunan?

Pengamat energi dari Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, industri hulu migas masih jadi salah satu penopang pembangunan di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Republik yang stabil pada rentang 5-6 persen per tahun membutuhkan pasokan energi yang dapat diandalkan dan berkelanjutan.

“Produksi dan cadangan migas yang cukup diperlukan untuk menjamin ketersediaan energi nasional dan mengurangi ketergantungan energi nasional dari impor,“ ujar Rakhmanto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/7/2017).

Selain menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, industri hulu migas nasional kini berperan pula sebagai pendorong kegiatan perekonomian nasional.

Manajer Pemberdayaan Nasional Satuan Kerja Khusus Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Bayu Murbandono membenarkan hal itu. Menurut dia, keadaan tersebut bisa terjadi karena aktivitas di sektor migas memberikan multiplier effect atau efek berganda pada industri lain.

“Industri ini membutuhkan banyak tenaga kerja mulai dari level buruh sampai tenaga ahli. Industri ini juga membutuhkan pengadaan barang dan jasa yang melibatkan sektor lain,” kata Bayu pada Kamis (8/6/2017).

Hasil studi SKK migas bersama Universitas Indonesia pada 2015 mendapati fakta, setiap investasi 1 juta dollar AS mampu menciptakan nilai tambah 1,6 juta dollar AS. Lalu, meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) 0,7 juta dollar AS dan membuka lapangan kerja baru sebanyak 100 orang.

Hal itu terjadi karena SKK Migas mengeluarkan Pedoman Tata Kerja (PTK) yang mengatur pengelolaan rantai suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) di hulu migas. Dalam PTK ini, KKS wajib melibatkan perusahaan dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa.

Pri Agung Rakhmanto mengatakan, saat ini lebih dari 70 persen sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di perusahaan hulu migas asing di negeri ini merupakan anak bangsa.

Bahkan, perusahaan hulu migas nasional pun sudah menguasai teknologi pengembangan lapangan migas di onshore (darat) dan offshore (laut).

“Bahwa ada teknologi yang belum sepenuhnya dikuasai anak bangsa tentu saja ada, tetapi alih teknologi itu terjadi dan terus berjalan,“ ungkap Rakhmanto.

Cadangan migas terus menurun

Meski memiliki peran penting bagi pembangunan, tetapi kondisi industri hulu migas sebenarnya sedang dalam keadaan kurang baik. Penurunan harga minyak dunia dalam tiga tahun terakhir dan menipisnya cadangan migas nasional adalah beberapa penyebabnya.

Menurut SKK Migas, penurunan cadangan migas adalah hal yang wajar terjadi mengingat migas bukanlah energi yang terbarukan.

Data SKK Migas menyebutkan, cadangan minyak terbukti negeri ini selama kurun waktu 2012-2016 ada pada kisaran 3600-3700 million stock tank barrel (MMSTB). Angka itu menurun bila dibandingkan dengan tahun 2000 - 2006 yaitu mencapai 4100 - 5088 MMSTB.

Adapun produksi minyak bumi di Indonesia hanya 831.000 barrel per hari. Angka ini jauh dari kebutuhan dalam negeri yang mencapai 1,6 juta barrel per hari.

Untuk menutupi kekurangan tersebut, pemerintah melakukan impor. Itu yang membuat Indonesia menyandang status sebagai net importer minyak sejak 2004.

Bagaimana dengan gas?

Sumber yang sama mencatat cadangan terbukti gas Indonesia pada 2015 sebesar 97.989 billion standar cubic feet (BSCF). Padahal, enam tahun sebelumnya angka cadangan gas masih berada dikisaran 100.000 – 112.473 BSCF.

Indonesia belum menjadi negara net importer gas karena produksi gas dalam negeri ini masih lebih besar daripada konsumsi. Akan tetapi tak berarti kemungkinan itu ada. Tren pemakaian gas meningkat dari tahun ke tahun.

Sebagai contoh pada 2011, pemakaian gas nasional sebesar 3,15 miliar kaki kubik per hari. Lalu, pada 2016 meningkat menjadi 3,85 miliar kaki kubik per hari. Sudah begitu, kebutuhan pasokan gas ke depannya juga akan semakin besar.

Potensi cadangan migas baru

Butuh teknologi dan biaya lebih tinggi untuk mengeksplorasi. Lokasi potensi cadangan baru tersebut kebanyakan berada di kawasan timur Indonesia dan cenderung di laut dalam.

Maka dari itu, butuh sejumlah dukungan dari berbagai pihak agar investor tertarik mengeksplorasi. Dukungan dapat berupa kemudahan untuk proses perijinan dan membuat kebijakan fiskal yang menarik bagi pelaku industri hulu migas.

Dengan begitu, kegiatan eksplorasi bertambah dan cadangan migas dapat meningkat. Alhasil peran industri hulu migas nasional sebagai penopang dan pendorong kegiataan perekonomian di negeri ini dapat berjalan maksimal.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/28/112100226/masihkah-industri-hulu-migas-berperan-penting-untuk-pembangunan

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke