Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korea Utara Berulah, Kurs Euro Naik ke Level Tertinggi dalam 1,5 Tahun

Mengutip BBC, Rabu (30/8/2017), para analis mengasumsikan bahwa dampak topan Harvey akan membuat bank sentral AS Federal Reserve tidak mau menciptakan risiko terhadap pertumbuhan ekonomi AS.

Selain itu, kekhawatiran mengenai ketegangan Korea Utara juga mengganggu investor. Kenaikan suku bunga AS cenderung membuat investor menarik diri dari pasar uang untuk mengambil untung.

Namun demikian, euro sendiri terpantau menguat terhadap beberapa mata uang. Terhadap dollar AS saja, nilai tukar euro sudah menguat hampir 15 persen sepanjang tahun 2017 ini.

(Baca: AS-Korea Utara Memanas, Perlukah Kita Mengalihkan Aset Investasi?)

Secara umum, nilai tukar euro sudah menguat dalam beberapa bulan terakhir, sejalan dengan perbaikan ekonomi kawasan Eropa.

Selain itu, pasar juga memprediksi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan mulai menahan program pencetakan uang guna memperbaiki kondisi pasca krisis kawasan Eropa dan tergangunya kredit pada akhir tahun 2000.

Pada akhir pekan lalu, nilai tukar dollar AS juga melemah sejalan dengan pertemuan bank sentral AS di resor Jackson Hole di negara bagian Wyoming.

Dalam pertemuan itu, pimpinan The Fed Janet Yellen pada pidatonya tidak memberikan gambaran mengenai rencana perubahan kebijakan yang dapat mendorong penguatan dollar AS.

Gubernur ECB Mario Draghi juga tidak memberikan gambaran terkait kebijakan nilai tukar euro. Penguatan euro sendiri juga membuat nilai tukar poundsterling menyentuh titik terendah dalam hampir setahun. 

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/30/114617426/korea-utara-berulah-kurs-euro-naik-ke-level-tertinggi-dalam-15-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke