Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hasil Produksi Naik, Nilai Tukar Petani Meningkat pada Agustus 2017

Kenaikan ini disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami peningkatan. Pada saat yang sama, indeks harga barang dan jasa yang dibayar mengalami penurunan.

NTP menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk buaya produksi.

NTP adalah salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli di pedesaan. Semakin tinggi NTP, maka secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

(Baca: BPS: Deflasi Agustus 2017 Bukan Karena Penurunan Daya Beli)

"Penurunan indeks harga yang dibayar terjadi karena indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga mengalami penurunan, sedangkan indeks harga untuk keperluan produksi pertanian meningkat," jelas Kepala BPS Suhariyanto di kantornya di Jakarta, Senin (4/9/2017).

Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Lampung, yakni 1,82 persen dari 33 provinsi. Sementara itu, NTP yang mengalami penurunan terbesar adalah di Provinsi Papua Barat, yakni 0,44 persen.

Kenaikan NTP pada Agustus 2017 dipengaruhi naiknya NTP pada seluruh subsektor pertanian. Subsektor tanaman pangan naik 0,85 persen dan subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,15 persen.

NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,55 persen dan subsektor peternakan sebssar 1,27 persen. Sementara itu, NTP subsektor perikanan naik 0,27 persen.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/04/143644926/hasil-produksi-naik-nilai-tukar-petani-meningkat-pada-agustus-2017

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke