Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jungkir Balik dan Kena Tipu, Mantan Wartawan Ini Sukses Jalankan Bisnis Serbuk Minuman

Hal tersebut yang dialami mantan pewarta photo di media nasional Muhammad Syakir mendirikan usaha minuman serbuk berasa.

Pasalnya, dia pernah dicurangi oleh rekanannya saat berbisnis minuman serbuk berasa.

Setelah keluar bekerja menjadi pewarta photo pada 2010, Syakir sapaan akrab memulai bisnis dengan menjual minuman bubble tea secara kelontong di sebuah minimarket daerah Depok.

Kemudian, setelah 1-2 bulan menjalankan usaha minuman bubble tea, Syakir mempunyai ide mewaralabakan usahanya ke orang lain.

Dituliskannya secarik kertas yang bertulis 'buka franchise' dan nomor telepon yang ditempelkan di gerobak usahanya.

"Saya pikir boleh juga jualan minuman. Akhirnya, saya iseng-iseng buka franchise bisnis minuman. Saya tulis nomor telpon di gerobak minuman saya. Setelah itu banyak orang telpon karena tertarik, cuma waktu itu saya cuma iseng saja jadi enggak diterima tawarannya," ujar Syakir.

Penolakan itu dikarenakan bahan minuman bubble tea tidak murni menggunakan serbuk minuman.

Dia masih mencampur dengan sirup berasa agar untuk menambah rasa minumannya. Sehingga, hal ini yang membuat biaya operasional menjadi mahal.

Oleh karena itu, Pria asal Makassar ini mencari pemasok serbuk minuman di Indonesia lewat dunia maya (internet).

Pencarian di dunia maya pun membuahkan hasil, dia mendapatkan pemasok besar serbuk minuman untuk seluruh Indonesia.

"Namun setelah 2-3 bulan saya mengambil serbuk minuman, saya ditawarkan menjadi agen di Makassar. Tanpa berpikir panjang, dengan modal dari jual kamera dan tempat milik orang tua, saya ke Makassar untuk menjadi agen," imbuh dia.

Namun, menjadi agen di Makassar tidak bertahan seperti umur tanaman jagung. Hal ini dikarenakan, karena kecurangan yang dilakukan oleh pemasok.

"Jadi agen bangkrut juga. Karena pemasok ini curang. Dia (pemasok) juga menjual serbuk minuman ke penjual di Makassar. Padahal ada agen disitu yang bisa menjual serbuk. Harusnya kalau ada agen, pusat enggak masok lagi ke penjual lainnya," ungkap dia.

Akan tetapi, kejadian tersebut tidak membuat Syakir patah arang. Kali ini, Pria 43 tahun kembali mencari pembuat serbuk minuman di Indonesia melalui dunia maya lagi.

Tanpa memakan waktu lama, Syakir kembali mendapat pembuat serbuk minuman. Namun, dari pengalaman pahit yang menderanya, Syakir membuat sistem makloon untuk mengambil serbuk minuman dari pembuat serbuk tersebut.

Sistem makloon yang dimaksud adalah Syakir hanya pemberi modal, dan pihak lain yang akan membuat dan mengemas serbuk . Saat itu, serbuk minuman yang dijualnya mempunyai 8 rasa.

"Pas punya makloon ini. Saya waktu yang sebelumnya distributor mengajak teman-teman distributor cobain produk saya. Akhirnya mereka tertarik dan mengambil serbuk minuman dari saya. Saya dapat untung gede disitu," tutur dia.

Setelah untung gede, Syakir berinisiatif membuat CV dengan nama CV Jakarta Powder Drink. Hal ini dibuatnya agar mendapat pembiayaan dari perbankan. Dia juga menyewa toko di daerah depok sebagai tempat pusat penjualan.

"Setelah jalan enam bulan. Saya mulai diteken sama pihak pembuat serbuk minuman. Setelah melihat prospek penjualan serbuk minuman cerah. Tadinya kan semua dikerjakan pihak pemasok, tetapi saat itu saya disuruh kemas sendiri. Saya waktu itu enggak mampu, akhirnya saya memutus kontrak pemasok," ungkap dia.

Terlepas dari putus kontrak, pria tiga anak masih menjual serbuk minuman di tokonya sambil mencari pembuat minuman serbuk. Gayung bersambut, setelah beberapa pemuda mendatangi tokonya yang kebetulan juga sebagai pembuat serbuk minuman.

"Mereka (anak muda) ini menanyakan siapa yang buat serbuk minuman. Mereka bilang bisa membuat serbuk minuman. Akhirnya kami kerja sama dan saya ikut belajar membuat serbuk minuman. Saya sampai ngontrak rumah untuk belajar," imbuh dia.

Namun disitu, Syakir mempunyai keuntungan lebih karena telah bisa membuat serbuk minuman atas belajar dengan pemuda tersebut.

Berbekal dari pinjaman bank yang hanya cair Rp 100 juta, Syakir kembali merintis bisnis dari awal lagi pada 2012.

Dari pinjaman tersebut, Syakir membeli mesin produk serbuk minuman. Dia pun mengajak tetangganya di Depok yang bekerja kuli panggul sehari-hari untuk menjadi karyawannya.

Setelah produksi sendiri, Syakir kini mempunyai 30 rasa serbuk minuman dengan produk reguler dan premium.

Dalam sebulan, Syakir dapat menjual 8 ton produk reguler dengan harga Rp 65 .000 - Rp 75.000 per kilogram, dan 1 ton produk premium dengan harga Rp 135.000-Rp180.000.

Sehingga dengan penjualan tersebut, Syakir meraih pendapatan kotor sebanyak Rp 780 juta per bulan.

"Kami juga sekarang memasok di cafe-cafe besar di Jakarta. Hasil ini merupakan hasil keseriusan saya dan tidak putus asa dalam berbisnis," pungkas dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/08/173000126/jungkir-balik-dan-kena-tipu-mantan-wartawan-ini-sukses-jalankan-bisnis

Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke