Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PBB Sepakati Sanksi Ekonomi Baru untuk Korea Utara

Sanksi ini atas pengajuan dari AS dan memperoleh dukungan dari China dan Rusia.

Sebanyak 15 anggota Dewan Keamanan PBB menyepakati resolusi tersebut pada Senin (11/9/2017) waktu setempat setelah perundingan selama sepekan.

Resolusi tersebut mencakup pemangkasan impor produk minyak yang dimurnikan menjadi 2 juta barrel per tahun. Selain itu, resolusi tersebut juga menetapkan larangan ekspor tekstil.

(Baca: Korea Utara Uji Bom Nuklir, Harga Emas Bersinar)

Negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB pun memiliki kemampuan untuk membekukan aset kapal-kapal kargo yang operatornya tidak setuju dengan inspeksi di lautan.

"Tindakan ini merespons perkembangan terbaru yang berbahaya. Ini adalah pengukuran terkuat yang pernah dijatuhkan bagi Korea Utara," kata Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/9/2017).

Haley menyatakan, jika diperlukan, AS tetap bersedia untuk bertindak sendirian dalam menghentikan program nuklir yang dilancarkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

AS pun mengklaim berhasil membujuk China dan Rusia untuk menyepakati resolusi tersebut.

Media resmi Korea Utara menyerang Haley dan resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut. Dalam wartanya, media Korut menyatakan AS akan mengalami 'penderitaan terbesar sepanjang sejarah.'

Pejabat AS menyatakan sanksi tersebut akan memangkas ekspor Korut sebesar 90 persen. Adapun larangan ekspor tekstil Korut akan menyebabkan negara tersebut rugi sebesar 726 juta dollar AS per tahun. 

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/12/110000826/pbb-sepakati-sanksi-ekonomi-baru-untuk-korea-utara

Terkini Lainnya

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke