"Besok hari Rabu saya akan bikin coffee morning. Saya akan jelaskan semuanya biar tuntas jangan sepotong-potong, nanti tanya-tanya lagi, capek saya," kata Luhut, kepada wartawan, di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2017).
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebelumnya menagih realisasi penurunan harga gas kepada para menteri Kabinet Kerja untuk memangkas ongkos produksi industri di Indonesia.
Instruksi Jokowi ini kemudian disebut-sebut diterjemahkan Luhut untuk memberikan lampu hijau dilakukannya impor LNG dari konsorsium Singapura dengan harga 3,8 dollar AS per Million British Thermal Units (MMBTU).
Saat ini yang terjadi di lapangan, mayoritas industri masih harus menebus bahan bakar produksinya dengan harga 10-11 dollar AS per MMBTU. Harga itu disebut jauh lebih murah dibandingkan harus mengangkut LNG dari lapangan gas di kawasan Indonesia Timur.
Wacana kebijakan tersebut menimbulkan pro dan kontra mengingat Singapura bukanlah negara produsen gas.
Ditambah lagi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah memperkirakan sampai 2035 mendatang ada 60 kargo LNG produksi lapangan gas di dalam negeri yang belum memiliki pembeli.
Menanggapi hal ini, Luhut memungkinkan adanya pertukaran (swap) antara LNG Singapura dengan LNG milik Indonesia.
"Rabu, saya akan beri keterangan resmi, tidak ada impor itu, hanya swap. Nanti biar jelas supaya jangan tanya-tanya, saya akan berikan keterangan," kata mantan Menko Polhukam tersebut.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/12/122823426/luhut-akan-buka-bukaan-wacana-impor-gas-alam-cair-hingga-reklamasi
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan