Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BPR Rawan Dilikuidasi Karena Masalah "Fraud"

Adapun hingga 31 Agustus 2017, bank yang telah selesai proses likuidasinya sebanyak 67 bank. Angka tersebut terdiri dari 1 bank umum, 63 BPR, dan 3 BPR syariah.

Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan menjelaskan, akan selalu ada bank-bank, khususnya BPR yang bermasalah sehingga kemudian dilikuidasi.

Fauzi menyebut, jumlah BPR yang ada di seluruh Indonesia mencapai hampir 1.800 bank. (Baca: "Fintech" Menjamur, Bagaimana Nasib BPR?)

"Rata-rata itu karena fraud (permasalahan sengketa, penipuan) karena pemiliknya atau manajemen dari BPR tersebut melakukan fraud," kata Fauzi di kantornya di Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Fauzi menjelaskan, sebagian besar kasus penutupan BPR disebabkan oleh fraud. Bahkan, angkanya mencapai persentase 99 persen.

Berdasarkan laporan LPS, hingga 31 Agustus 2017, jumlah bank dalam likuidasi (BDL) masih didominasi di wilayah Jawa.

Di Jabodetabek dan Banten, ada 18 bank dalam kategori BDL, di mana 16 di antaranya selesai dilikuidasi dan 2 dalam proses likuidasi.

(Baca: Relatif Tinggi, Kredit Macet BPR Dianggap Belum Mengkhawatirkan)

Sementara itu, di Jawa Barat, ada 21 BDL, di mana 18 selesai dilikuidasi dan 3 dalam proses likuidasi. Di Jawa Timur, ada 6 BDL, dengan rincian 2 bank selesai proses likuidasi dan 4 dalam proses likuidasi.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/14/161500126/bpr-rawan-dilikuidasi-karena-masalah-fraud-

Terkini Lainnya

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke