Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PINA Center Gandeng Investor Global Biayai Proyek Infrastruktur

Skema PINA diharapkan bisa menjadi solusi mengatasi kebutuhan pembiayaan infrastruktur nasional yang besar melalui keterlibatan sektor swasta. 

Dalam kesempatan ini, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan salah satu BUMN asal Tiongkok, Huaqing Housing Co., Ltd, di kantor Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta, Senin, (18/9). 

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Wismana Surya Adibrata dengan Chairman Huaqing Housing Co., Ltd, Chunyu Zhu.

Seusai acara penandatangan MoU, Wismana menegaskan hal yang terpenting dari MoU ini bukanlah tandatangan perjanjian semata tapi sejauh mana realisasi dari perjanjian ini.

Ia berharap realisasi dari MoU ini bisa dilakukan dalam waktu dekat dan jika tidak ada tanda-tanda realisasi dalam waktu dekat, MoU ini harus ditinjau kembali dan tidak tertutup kemungkinan Kementerian PPN/Bappenas akan mencabutnya.

“MoU tersebut mengikat pihak investor untuk merealisasikan isi kesepakatan dalam waktu maksimal  tiga bulan. Jika tidak maka kesepakatan tersebut dengan sendirinya akan berakhir.” tegas Wismana.  

Ia mengatakan program PINA akan terus mendorong peran swasta untuk berinvestasi di infrastruktur, baik dari investor domestik maupun investor luar negeri. 

Penandatanganan MoU tersebut merupakan salah satu tindak lanjut dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Belt and Road Forum yang dihadir oleh Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo serta Menteri dari kedua pihak termasuk Menteri PPN/Kepala Bappenas.  

“Kami menyambut baik inisiatif dan tindak lanjut dari Huaqing Housing untuk berinvestasi di sektor perumahan, infrastruktur dan industri strategis. Saya berharap ini dapat menjadi momentum menarik investor baik asing maupun domestik untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur,” jelas Wismana.

Seperti diketahui kebutuhan pembiayaan infrastruktur di Indonesia 2015-2019 sebesar Rp 4.796,2 triliun dengan penggunaan APBN akan menopang sebesar Rp 1.978 triliun (41 persen), BUMN Rp 1.066 triliun (22 persen) dan pihak swasta Rp 1.751 triliun (37 persen).

PINA dalam hal ini dapat menjadi solusi pembiayaan inovatif (creative financing) untuk membangun infrastruktur di tengah keterbatasan APBN. PINA Center, yang dibentuk sesuai Perpres No 58/2017 mengenai Program Strategis Nasional, mendapatkan tugas menjalankan koordinasi pembiayaan investasi non anggaran pemerintah dan berfungsi melaksanakan kegiatan fasilitasi creative financing untuk proyek infrastruktur.

Selain itu, membantu pemilik proyek baik pihak swasta maupun BUMN dan investor mendapatkan solusi dan percepatan proses tercapainya kesepakatan.

Wismana menambahkan, Pemerintah terbuka untuk semua investor dari berbagai negara. Selain Tiongkok, beberapa negara sejauh ini telah menunjukkan minat dan ketertarikan berinvestasi di sektor infrastruktur di Indonesia, yaitu Australia, Kanada, dan Korea Selatan.

Saat ini penanaman modal asing (FDI) dari Tiongkok ke Indonesia terus bertambah tiga tahun terakhir ini dan sekarang sudah berada diperingkat tiga, namun nilainya masih jauh berada di bawah Singapura dan Jepang.  

“Kami juga menjajaki dana-dana jangka panjang dari Timur Tengah dan Eropa (Inggris, Perancis, dan Belanda) serta Amerika Serikat, untuk bisa masuk dalam skema pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya, keterlibatan investor dari luar negeri, BUMN, dan pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur sangat penting. Selama ini, investasi dana-dana asing hanya berputar-putar di pasar modal, tanpa bisa masuk ke sektor riil.

Dengan adanya PINA, dana-dana jangka panjang dapat diinvestasikan ke sektor riil, khususnya infrastruktur, melalui berbagai instrumen pembiayaan kreatif di pasar modal, seperti penyertaan langsung, saham, reksa dana penyertaan terbatas (RDPT),  Limited Concession Scheme (LCS) dan Perpetuity Notes.

Sementara itu, Chairman Huaqing Housing Co., Ltd Chunyu Zhu mengatakan, pihaknya siap untuk berpartisipasi dalam mendanai pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Banyak proyek investasi yang sangat potensial di Indonesia untuk ditawarkan dan ditindaklanjuti menjadi komitmen dalam perjanjian bisnis.

Di antara proyek-proyek yang didorong oleh Pemerintah antara lain adalah proyek pembangunan jalan tol PT Waskita Toll Road. Selain itu, ada beberapa daftar proyek yang ditawarkan, baik energi, bandara, dan lain-lain.

Berdasarkan data PINA Center terdapat 19 proyek infrastruktur lain yang ditawarkan yakni Hutama Marga Waskita  Toll Road  North Sumatera (1 proyek), Bandara Internasional Jawa Barat (Tahap 1) Kertajati (1 proyek), PP Energi - Power Plant, Meulaboh, Aceh (1 proyek), Gas-Fired Diesel Power Plant, Pesanggaran, Bali (1 proyek), Beberapa jenis proyek power plant dari PT Pembangkit Jaya Bali (10 proyek), R80 Turboprop Airplane (1 proyek) dan Tananaga – Land of Dragon – Labuan Bajo, Flores (1 proyek).

Hingga akhir tahun ini, PINA menargetkan 5 proyek yang difasillitasi dengan total nilai 1,5 miliar dollar AS, sedangkan pada tahun depan ditargetkan 20 proyek yang difasilitasi dengan total nilai 3 miliar dollar AS. PINA juga berencana menambahkan pipeline proyek yang siap difasilitasi yang mencapai 40 proyek strategis di 2018.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/18/230012826/pina-center-gandeng-investor-global-biayai-proyek-infrastruktur

Terkini Lainnya

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke