Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Subsidi Energi Tahun Depan Dipatok Rp 94,53 Triliun

Mengutip Kontan, Selasa (19/9/2017), Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suahasil Nazara menuturkan subsidi BBM terdiri dari subsidi minyak tanah Rp 2,49 triliun, solar Rp 7,81 triliun, dan elpiji 3 kg Rp 41,53 triliun.

Menurut Suahasil, anggaran subsidi energi naik karena ada perubahan asumsi kurs rupiah menjadi Rp 13.400 per dollar AS. Sedangkan volume BBM yang naik menjadi 16,23 juta kiloliter dan volume elipiji tiga kg naik menjadi 6,45 juta metrik ton dibanding alokasi tahun ini.

"Itu untuk memastikan bahwa ketersediaan elpiji 3 kg tersedia di masyarakat," katanya, Senin (18/9/2017).

Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial menjelaskan, tambahan volume subsidi elpiji 3 kg mempertimbangkan konversi BBM ke elpiji untuk nelayan besar-besaran tahun depan.

Ada juga program konversi minyak tanah ke elpiji untuk masyarakat di Indonesia bagian timur. "Kami juga siapkan cadangan antisipasi kelangkaan elpiji 3 kg sebesar 3 persen," tambahnya.

Wakil Ketua Banggar DPR Said Abdullah menagih janji pemerintah menyalurkan subsidi elpiji 3 kg secara tertutup. Sebab penyaluran subsidi terbuka tidak akan menyasar kelompok masyarakat miskin.

"Rencana penyaluran subsidi terintegrasi dengan program keluarga harapan harus direalisasikan," katanya.

Berita ini diambil dari kontan.co.id dengan judul: Subsidi energi 2018 menjadi Rp 94,53 T

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/19/081700426/subsidi-energi-tahun-depan-dipatok-rp-94-53-triliun

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Whats New
Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke