Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wanita Boleh Mengemudi, Ekonomi Arab Saudi Bakal Menggeliat

Selama bertahun-tahun, kaum wanita di negara tersebut harus menghadapi beragam batasan, termasuk bekerja dan mengemudikan mobil.

Mengutip CNN Money, Kamis (28/9/2017), rincian rekomendasi atas dekrit pemerintah tersebut akan diumumkan dalam 30 hari.

Pemerintah Arab Saudi pun memiliki batas waktu sampai 24 Juni 2018 untuk mencabut larangan mengemudi bagi wanita.

(Baca: Di Arab Saudi, PNS Nikmati 23 Hari Cuti Bersama Lebaran)

Langkah dramatis tersebut diharapkan dapat membantu mendongkrak perbaikan ekonomi Arab Saudi.

Rencana perombakan perekonomian digagas oleh Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

Rencana tersebut tertuang dalam Visi 2030 yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan ekonomi Arab Saudi pada energi dalam dekade selanjutnya.

Rencana ini membutuhkan diversifikasi ekonomi yang sangat besar, termasuk memberikan peran yang lebih banyak bagi wanita.

Sekadar informasi, hanya 22 persen wanita di Arab Saudi yang aktif dalam angkatan kerja. Visi 2030 menargetkan angka tersebut naik menjadi 30 persen.

Adapun ketika angka tersebut naik menjadi 33 persen, maka angka pengangguran di kalangan wanita masih lebih tinggi ketimbang pria.

Secara keseluruhan, angka pengangguran d Arab Saudi saat ini mencapai 12,7 persen. Visi 2030 diumumkan pada tahun 2016 lalu, namun tidak secara spesifik menyebut permasalahan larangan mengemudi bagi wanita.

Akan tetapi, sudah mulai ada tanda kemajuan bagi peran wanita di dalam perekonomian. Pada Februari 2017, tiga posisi pekerjaan di bidang keuangan, termasuk pimpinan bursa efek, diisi oleh wanita.

Beberapa bulan kemudian, Raja Salman memerintahkan peninjauan kembali undang-undang yang masih menyulitkan wanita untuk bekerja, bepergian, menjalani prosedur medis, dan menuntut ilmu di perguruan tinggi tanpa izin suami atau kerabat pria.

Kalangan ekonom memandang, mengakhiri larangan mengemudi bagi wanita akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar.

Pemerintah pun dapat memenuhi target untuk mendorong 65 persen pertumbuhan ekonomi dari sektor swasta.

"(Mencabut larangan mengemudi) akan memiliki efek yang besar bagi banyak sektor ekonomi, mulai dari otomotif hingga konsumsi ritel dan menciptakan produktivitas yang lebih besar," ujar John Sfakianakis, direktur riset ekonomi di Gulf Research Center.

Sfakianakis menjelaskan, dengan dicabutnya larangan mengemudi, maka wanita akan memiliki kemampuan untuk bekerja.

Selain itu, wanita juga akan memperoleh manfaat, yakni bisa menabung karena mereka tidak perlu menggaji sopir.

Banyak wanita Arab Saudi yang bekerja harus mengandalkan sopir, taksi, atau anggota keluarga pria untuk bepergian, termasuk bekerja.

Perusahaan pun, imbuh Sfakianakis, juga diuntungkan. Pasalnya, beberapa perusahaan menambahkan biaya sopir ke gaji dan bahkan menempatkan pabrik atau kantor di pusat kota agar pegawai wanita mudah untuk menjangkau kantor. 

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/28/110000426/wanita-boleh-mengemudi-ekonomi-arab-saudi-bakal-menggeliat

Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke