Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kaltim Bangun Program Percontohan Pembangunan Hijau yang Rendah Emisi

Ketujuh prototype tertuang dalam Kesepakatan Pembangunan Hijau yang berlangsung di pembukaan pertemuan terbuka Satuan Tugas Gubernur untuk Hutan dan Iklim atau Governor's Climate and Forest (GCF) 2017 di Balikpapan, Kaltim, Rabu (27/9/2017).

Penandatanganan kesepakatan berlangsung di hadapan para gubernur dan delegasi dari 35 provinsi dan negara bagian di seluruh dunia. 

Kesepakatan itu diteken para bupati di Kaltim, perusahaan swasta, asosiasi pengusaha, perwakilan masyarakat adat, hingga sejumlah lembaga swadaya masyarakat.

(Baca: Puluhan Juta Warga Kota akan Miskin dalam 15 Tahun akibat Perubahan Iklim)

“Para pihak bersepakat untuk membangun inisiatif model yang dikembangkan untuk menguji solusi inovatif menjawab tantangan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang sangat kompleks dan memerlukan kerja sama lintas sektor,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kaltim, Riza Indra Riadi, saat membacakan kesepakatan itu, Rabu (27/9/2017).

Awalnya dari deklarasi Kesepakatan Pembangunan Hijau  atau Green Growth Compact di Samarinda pada 29 Mei 2016 lalu. Deklarasi itu ditindaklanjuti untuk membangun inisiatif model.

Semula dikumpulkannyalah 18 contoh inisiatif awal pembangunan hijau yang sudah berhasil di Kaltim selama ini. Mereka bisa sebagai calon model pembangunan hijau itu.

Dalam perkembangannya, tujuh di antaranya dipilih untuk dikembangkan di tahap awal, selebihnya di tahap selanjutnya.

Model yang diterapkan pertama itu antara lain yakni model pelaksanaan program penurunan emisi karbon di Kaltim dalam rangka pelaksanaan skema forest carbon parnership facility.

Kemudian penguatan percepatan pelaksanaan dan pencapaian target perhutanan sosial seluas 660.782 hektar.

Termasuk juga dengan penguatan kelembagaan 21 unit kesatuan pengelolaan hutan, pengembangan kemitraan di 150.000 hektar kawasan Delta Mahakam. 

Serta pengembangan Program Karbon Hutan Berau, hingga pengembangan perkebunan berkelanjutan di masing-masing kabupaten.

Selain itu juga dilakukan pengelolaan kawasan ekosistem esensial untuk koridor orangutan di bentang alam Wehea-Kelay seluas 368.248 hektar.

Riza mengatakan, untuk mengembangkan, melaksanakan, dan mereplikasi prototype ini maka mereka menyepakati untuk saling bertukar informasi secara aktif, saling belajar, hingga soal memobilisasi pendanaan.

"Berupaya untuk meningkatkan komitmen dan upaya yang sudah dijalankan saat ini secara terus menerus," kata Riza.

Seluruh model itu akan menjadi pembelajaran bagi keberhasilan pembangunan hijau dan kemunculan model lain dan inisiatif berikutnya. Dengan demikian niat pembangunan hijau dan rendah emisi itu akan bisa terus terbangun.

Komitmen ini disepakati Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Gubernur Kaltim bersama tujuh kepala daerah di Kaltim, perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar program inisiatif model ini berlangsung.

Seperti beberapa perusahaan perhutanan, batu  bara, timber, hingga minyak dan gas. Juga dengan asosiasi pengusaha hutan Indonesia, gabungan pengusaha kelapa sawit, perwakilan masyarakat adat hingga para LSM.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/28/170000526/kaltim-bangun-program-percontohan-pembangunan-hijau-yang-rendah-emisi

Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke