BANDUNG, KOMPAS.com - Sebuah hal sederhana bisa saja menjadi pemecah masalah. Tidak saja masalah di Indonesia, tetapi juga masalah dunia, entah itu terkait sosial, komunikasi, atau lainnya.
Contohnya adalah gelas kertas yang disuguhkan oleh Regina Eunike Febby, Steven Aditya, dan Yosua Nathanael Santoso, yang merupakan tiga mahasiswa Nanyang Technological University (NTU) Singapura asal Indonesia.
Gelas kertas bernama "Share Cup" itu dibuat sebagai ide bidang marketing/advertising melalui penggunaan biogradable papercup untuk meningkatkan ekposur iklan dan keterikatan dengan konsumen.
Dengan gelas kertas ini, mereka menjuarai Socio Digi Leaders (SDL) 2017 yang diselenggarakan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom).
Ketiganya pun mengalahkan tim lain yang pada SDL tahun ini tidak hanya diikuti oleh tim dari Indonesia, tetapi juga mancanegara, seperti Singapura, Australia, Belanda, dan Inggris.
“Terima kasih kepada Telkom, telah menyediakan berbagai pelatihan yang membuat kami tahu langkah ke depannya. Ada tiga hal yang kami pelajari, passion, kerja keras, dan humbleness. Meski juara, kami tetap belajar dan terus menumbuhkan semangat entrepreneurship,” ujar Steven Aditya.
Ide Share Cup yang dipresentasikan oleh tiga mahasiswa tersebut menjadi yang terbaik dari 10 peserta yang terpilih mengikuti Grand Final SDL 2017 di Bandung Digital Valley, Rabu (27/9/2017).
Sementara itu, juara kedua diraih oleh tim Travel Share Indonesia yang menawarkan solusi untuk bidang pariwisata berupa platform relawan dalam pengembangan pariwisata.
Adapun juara ketiga diraih oleh Markethub.id yang memiliki ide solutif untuk bidang e-commerce berupa pengelolaan marketplace yang terintegrasi.
Hal-hal yang dihasilkan para peserta ini terbilang beragam, dan itulah yang membedakan SDL pada 2017 ini.
Selain tidak terbatas pada solusi berbasis aplikasi digital, peserta pada penyelenggaraan kali ini pun bukan hanya dari dalam negeri, melainkan juga mancanegara.
“Melalui program SDL ini, Telkom berharap dapat melahirkan generasi muda yang berwawasan luas dan memiliki solusi atas berbagai permasalahan sosial di Indonesia bahkan dunia, baik solusi berbasis digital maupun non-digital,” ujar Direktur Human Capital Management Telkom Herdy Harman.
Anak muda pemecah masalah
Sebagai badan usaha milik negara (BUMN) di industri telekomunikasi digital di Indonesia, Telkom sejak 2016 menginisiasi program employer branding.
Program ini ditujukan untuk menjaring talenta muda berjiwa sosial dan berwawasan digital yang mengedepankan kreativitas dan inovasi dalam bentuk konsep bisnis, produk, manajemen sosial, pendidikan, ataupun teknologi.
“SDL 2017 juga merambah ke bidang ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, pariwisata, dan banyak lagi. Semua problematika masyarakat dunia kita fasilitasi solusinya. Yang penting para talent memiliki konsep problem solving yang baik dan aplikatif,” ujar Herdy.
Kompetisi SDL 2017 terdiri dari beberapa tahapan. Di antaranya, registrasi dan pengajuan proposal secara online, on desk assessment pemilihan 100 besar peserta, dan online pitching untuk menjaring 25 peserta.
Selanjutnya, para peserta dalam level 25 besar melaksanakan bootcamp di Bali pada 21-25 September 2017. Kegiatan ini berisi serangkaian pelatihan, yang terdiri dari in-class training mengenai pengelolaan bisnis dan keuangan, team building, dan societal needs orientation (SNO).
Tercatat, bootcamp kali ini diikuti oleh peserta dari warga negara asing, seperti India, Perancis, Belanda, dan Jerman. Setelah itu, 25 besar tim peserta disaring kembali menjadi Top 10.
Selanjutnya, peserta Top 10 melakukan presentasi ide dan solusi di hadapan dewan juri. Lalu, pada Grand Final, mereka memberikan presentasi final dan mendapatkan penilaian langsung dari Direktur Human Capital Management Telkom Herdy Harman beserta anggota dewan juri lainnya.
Para anggota dewan juri itu antara lain Direktur Portofolio Metra Digital Investama Sandhy Widyasthana, Founder Young on Top Billy Boen, Puteri Indonesia 2005 Nadine Chandrawinata, dan Founder Binar Academy Alamanda Shantika.
Tiga tim terbaik yang terpilih akan mendapatkan uang tunai, serta kesempatan melaksanakan studi banding ke beberapa markas start up terkemuka di Eropa, Hongkong, dan Singapura.
Pihak Telkom menjelaskan, Socio Digi Leaders sebagai program employer branding merupakan salah satu langkah perekrutan pekerja perusahaan guna menarik minat anak-anak muda berbakat untuk bekerja dan berkarya di Telkom.
Dengan demikian, Telkom diharapkan dapat terus mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan yang paling diidamkan atau most admired company di Indonesia.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/30/213946026/sederhana-gelas-kertas-bisa-pecahkan-masalah