Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Startup Indonesia Jadi Target Investasi Perusahaan Teknologi Ternama

Ini dilakukan, melihat ekonomi digital di tanah air yang sedang berkembang dan memiliki potensi sebagai pasar online tebesar di Asia Tenggara.

Dengan populasi Indonesia yang lebih dari 250 juta penduduk yang didominasi masyarakat kelas menengah dan ketersediaan perangkat mobile yang murah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.

“Kami percaya bahwa Indonesia siap menghadapi lompatan besar dalam ekonomi digitalnya, mengikuti pertumbuhan China dan menjadi tujuan teknologi terkemuka di Asia Tenggara,” kata Adrian Li dan Convergence Ventures yang berbasis di Jakarta, seperti dikutip dari Straits Times.

(Baca: Jokowi: Jika Regulasi Berlebihan, Inovasi Startup Tidak Muncul)

Menurut laporan Google dan Temasek Holding Singapura pada tahun 2016, angka pertumbuhan pengguna internet di Asia Tenggara adalah yang paling cepat bila dibandingkan dengan wilayah lain, dengan jumlah pengguna sebesar 124.000 pengguna setiap hari.

Pada 2020, diperkirakan sekitar 480 juta orang di Asia Tenggara akan terhubung dengan Internet. Naik dari 260 juta bila dibandingkan dengan tahun lalu.

Menurut laporan Google, pasar online pertama di Indonesia lebih dari setengahnya akan diisi e-commerce dari Asia Tenggara pada 2025, dengan estimasi biaya sebesar 46 miliar dolar Amerika.

“Bila Anda melakukan bisnis startup di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Indonesia, biaya, tenaga, dan waktu yang Anda keluarkan hampir sama. Tapi ketika Anda pergi ke Indonesia (pertumbuhan) tidak terbatas. Pasarnya sangat besar,” ujar Wilson Cuaca, salah satu pendiri East Ventures.

Akibatnya, nama-nama besar seperti AS Sequuoia Capital, Rakuten Ventures Jepang dan perusahaan travel Expedia, berani melakukan investasi ke Indonesia.

Tantangan

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mendukung penuh inovasi digital. Dan berencana menciptakan seribu startup teknologi lokal senilai 10 juta dolar Amerika pada 2020.

Hanya saja rencana ini masih mengalami berbagai tantangan. Misalnya tingkat penetrasi internet di luar Pulau Jawa yang masih rendah, penundaan birokrasi, dan buruknya kualitas infrastruktur.

Sedangkan bagi perusahaan e-commerce, hambatan diakibatkan karena sebagian besar orang Indonesia masih belum paham melakukan transaksi online.

Selain itu, permasalahan logistik membuat pengiriman barang menjadi sulit juga menjadi salah satu faktor lambatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia.

“Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah pendekatan sosial. Indonesia adalah negara yang unik dengan beragam komunitas dan adat istiadat yang berbeda di tiap daerah,” ujar CEO Aruna, Farid Naufal Aslam.

Meski begitu masih banyak pemodal dan pengusaha tetap optimis dengan peluang investasi di Indonesia.

“Jendela peluang ada di sana. Selama Anda bisa berinovasi dan memecahkan masalah dengan teknologi, Anda bisa berhasil,” ujar Wilson Cuaca.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/09/210000326/startup-indonesia-jadi-target-investasi-perusahaan-teknologi-ternama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke