Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Program 35.000 MW Tak Akan Capai Target, Luhut Anggap Pemerintah Beruntung

“Kami beruntung sebenarnya,” ujarnya di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (18/10/2017).

Pemerintah memperkirakan, realisasi pembangunan pembangkit listrik hanya akan ada diangka 22.000-25.000 MW pada 2019. Sementara untuk mencapai 35.000 MW, diperkirakan masih membutuhkan waktu hingga 2022.

Menurut Luhut, bila proyek pembangunan 35.000 MW rampung pada 2019, maka akan terjadi pasokan yang berlebih. Hal itu terjadi karena permintaan listrik tidak sebesar yang diperkirakan.

(Baca: Ada Potensi Sia-sia, Perlukah Sebagian Proyek 35.000 MW Dibatalkan?)

Dalam kata lain, listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik 35.000 MW berpotensi sia-sia atau tidak terpakai karena tidak adanya permintaan listrik yang cukup.

“Itu (kelebihan pasokan listrik) juga enggak bagus karena kita (PLN) punya kewajiban pembayaran juga,” kata Luhut.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan hal yang sama dengan Luhut. Adan potensi kesia-siaan program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW.

Menurut Darmin, berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) permintaan listrik tidak setinggi yang diasumsikan saat pencanangan program 35.000 MW.

Bahkan kata Darmin, permintaan listrik justru mengalami negatif pada kuartal III-2017 lalu. Padahal pertumbuhan ekonomi tetap terjaga positif.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/18/161500426/program-35.000-mw-tak-akan-capai-target-luhut-anggap-pemerintah-beruntung

Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke