Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri Susi Akan Pamerkan 10 Kapal Asing Raksasa Pencuri Ikan

"Ini buat menjadi bukti, karena nanti ada yang bilang menteri Susi ini bohong (ada kapal asing mengeruk ikan di perairan Indonesia). Jadi terbuka seluruh mata (masyarakat) Indonesia bagaimana kapal besar itu menggaruk dan membawa pergi sumber daya perikanan kita," kata Susi, di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. 

Selama ini, KKP selalu menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan. Namun, kali ini, Susi memilih untuk menjadikan kapal-kapal pencuri ikan sebagai museum untuk dipamamerkan kepada masyarakat. Hal itu dilakukan sekaligus untuk mengedukasi masyarakat.

"10 kapal mewakili berbagai negara itu supaya ada bukti, nanti kalau semua (kapal) ditenggelamin enggak ada bukti, nanti dikira Menteri dan Satgas 115 itu bohong-bohong saja," kata Susi.

Selama 3 tahun terakhir, Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla gencar memerangi Illegal, Unreported and Unregulated ( IUU ) Fishing. Susi yang berperan menjadi "komandan perang" sudah menenggelamkan 317 kapal pelaku IUU Fishing.

Kebijakan itu sesuai dengan amanat Undang-undang 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Kapal-kapal yang ditenggelamkan berasal dari berbagi negara, mulai dari China, Vietnam, Filipina, hingga Malaysia. Penenggelaman tersebut dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.

Perang melawan IUU Fishing juga terlihat dari keputusan Presiden Jokowi membentuk Satgas IUU Fishing yang dipimpin langsing oleh Menteri Susi.

Satgas tersebut melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), TNI Angkatan Laut, Polri, Kejaksaan Agung, Badan Keamanan Laut, Satker Khusus Migas, PT Pertamina (Persero), dan institusi terkait.


https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/21/165202226/menteri-susi-akan-pamerkan-10-kapal-asing-raksasa-pencuri-ikan

Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke