Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rupiah Masih Tertekan, Sinyal dari AS Kian Kuat

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan, pelemahan rupiah disebabkan tekanan eksternal, terutama akibat sinyal kuat kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve.

"Kami melihat ke akhir tahun konfirmasi naiknya Fed Fund Rate terus mengalami kepastian. Semakin tinggi probabilitas naiknya, itu yang utama," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/10/2017).

Selain itu, BI juga melihat adanya pengaruh dari isu pergantian pimpinan The Fed Janet Yellen yang masa jabatannya akan berakhir pada Februari 2018 mendatang dan normalisasi neraca bank sentral AS tersebut.

(Baca: Trump Pilih Tiga Kandidat Pimpinan Baru Bank Sentral AS)

Meski begitu, Agus menilai bahwa secara umum kondisi ekonomi Indonesia dalam baik dan perkembangannya menunjukkan kondisi yang positif.

Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan berada diangka 5,1-5,2 persen pada 2017. Adapun angka inflasi akan tetap terkendali diangka 3,66 persen dan defisit anggaran tidak lebih 3 persen.

"Jadi kondisi ini adalah kondisi yang cukup baik dari Indonesia. Tetapi perkembangan di luar negeri tetap perlu diwaspdai," kata Agus.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/23/181043726/rupiah-masih-tertekan-sinyal-dari-as-kian-kuat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke