Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kurangi Kendaraan di Jalan Raya, Singapura Berlakukan Sistem Kuota

Negara ini menerapkan pajak tinggi dan persyaratan yang ketat bagi warga negaranya untuk memiliki kendaraan. Tidak heran jika di negara ini merupakan negara termahal untuk pembelian kendaraan.

walaupun begitu, Singapura masih tetap berupaya untuk membatasi jumlah kendaraan yang ada di jalan raya. Caranya, jumlah kendaraan yang saat ini ada tidak akan bertambah dalam dua tahun.

Dengan demikian, pertumbuhan pengguna mobil dan motor bisa dipangkas. pertumbuhan pengguna kendaraan di Singapura sendiri sudah turun 0,25 persen per tahun pada Februari 2017.

(Baca: Singapura dan Korea Selatan Tolak Bitcoin)

Dengan sistem ini, Singapura berupaya mengembangkan jaringan transportasi publik dengan investasi multimiliar dollar AS.

Hingga 2020, jika program ini terus dijalankan, akan membantu 5,6 juta warga singapura terbebas dari kemacetan.

Kebijakan pemerintah Singapura ini membuat harga sedan di Singapura lebih mahal empat kali lipat dari harga sedan di AS, yakni sekitar 80.000 dollar AS per unit

Namun, hingga 2016 masih ada sekitar 600.000 pengguna mobil di Singapura yang rela membayar mahal demi kenyamanan mereka.

Kebijakan Singapura ini terbilang langka di Asia, bahkan jika dibandingkan dengan negara tetangganya, Indonesia dan Malaysia.

Di Asia pada umumnya, perkotaan akan sesak dengan kendaraan seiring pertumbuhan aktivitas perekonomian di daerah tersebut.

Di Indonesia yang memiliki sistem transportasi publik yang belum bagus, memiliki mobil selain sebagai sarana transportasi juga sebagai simbol status mapan.

Sementara di Filipina, menurut riset Japan International Cooperation Agency (JICA), menunjukkan ongkos kemacetan di Manila, ibukotanya, setara dengan empat persen dari PDB negara tersebut.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/27/113000026/kurangi-kendaraan-di-jalan-raya-singapura-berlakukan-sistem-kuota-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke