Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dapat Predikat WTP, Provinsi Sumut Terima Penghargaan Menkeu

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) memperoleh opini terbaik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Penghargaan ini diberikan Menkeu melalui Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (Kanwil DJPB) Provinsi Sumut Bakhtaruddin disela-sela Rapat Koordinasi Pemerintah Daerah Tahun anggaran 2017 di Medan.

Selain Pemprov Sumut, 11 kabupaten dan kota di Sumut juga meraih predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) pun menerima penghargaan yang sama dari Menkeu.

(Baca: Sri Mulyani: Jangan WTP Kemudian OTT)

Mereka adalah wali kota Medan, Pematangsiantar, Binjai, Tebingtinggi dan Sibolga, Untuk kabupaten adalah bupati Labuhanbatu Utara (Labura), Tapanuli Selatan (Tapsel), Tapanuli Utara (Taput), Toba Samosir dan Pakpak Bharat.

"Penghargaan ini, selain diberikan presiden juga menteri keuangan. Ini penghargaan tertinggi dari menteri. Di 2017 ini, ada 12 kabupaten dan kota, termasuk provinsi yang menerima WTP.

Ini merupakan keberhasilan Pemda dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan norma atau standar yang ditetapkan sehingga memperoleh opini terbaik dari BPK," kata Bakhtaruddin kepada wartawan, Rabu (1/11/2017).

Selain penyerahan penghargaan tersebut, juga dilakukan penandatangan MoU antara pemerintah daerah dan Kementerian Keuangan yang diwakili Kanwil DJPB Prov Sumut dan peluncuran aplikasi e-Medan.

Dijelaskan Bakhtaruddin, dalam rangka meningkatkan kerjasama di bidang fisikal guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, perlu dilakukan penandatangan kesepakatan antara pemerintah daerah dan Kementerian Keuangan.

Dalam klausal kesepakatan antara lain memuat komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah sebagai pilar ekonomi daerah.

"Menurut data empiris, jenis UMKM mampu menyediakan 97,2 persen lapangan kerja dan mampu menyumbang 59,1 persen PDB. Artinya usaha ini berperan strategis mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran dan pengentasan kemiskinan," ucapnya.

Terkait peluncuran e-Medan, dia berharap aplikasi tersebut memudahkan Pemda dan jajaran Ditjen Perbendaharaan dalam menyusun dan mengirimkan laporan realisasi keuangan.

Dengan aplikasi ini, Pemda dapat menyusun laporan realisasi dana transfer daerah termasuk pagu dan realisasi dana DAK Fisik dan Dana Desa. Pemda kabupaten dan kota tidak perlu lagi mengirimkan data keuangan tersebut ke provinsi atau Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

E-Medan merupakan terobosan inovatif di Sumut dalam rangka pertukaran informasi data keuangan baik yang bersumber dari APBN maupun APBD. E-Medan ini memudahkan pemda untuk melaporkan atau menyusun laporan keuangannya.

"Dengan adanya aplikasi ini, Bapak Gubernur bisa memantau kondisi realisasi dana APBN atau APBD di Sumut setiap saat," pungkasnya.

Gubernur Erry mengatakan, penghargaan yang diterimanya merupakan hal positif yang harus menjadi motivasi daerah-daerah lain untuk terus berkompetisi secara sehat dengan meningkatkan kinerjanya. Dia juga mengapresiasi peluncuran e-Medan.

Erry berharap aplikasi ini bisa dimanfaatkan seluruh kabupaten dan kota di sumut untuk memudahkan kinerja khususnya terkait data pengelolaan keuangan.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/01/220000426/dapat-predikat-wtp-provinsi-sumut-terima-penghargaan-menkeu

Terkini Lainnya

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke