Mengutip The Straits Times, Senin (6/11/2017), merosotnya laba DBS sejalan dengan peningkatan provisi alias cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) perseroan yang naik hampir dua kali lipat. Pencadangan dilakukan atas terjadinya kredit bermasalah.
Sejalan dengan masih melemahnya sektor minyak dan gas, biaya kredit dan kerugian lainnya naik menjadi 815 juta dollar Singapura. Angka ini naik 87 persen dibandingkan 436 juta dollar Singapura pada periode yang sama tahun 2016.
Pendapatan DBS pada kuartal III 2017 tercatat tumbuh 4 persen secara tahunan menjadi 3,06 miliar dollar Singapura. Sementara itu, pendapatan bunga bersih (net interest income) naik 9 persen secara tahunan menjadi 1,98 miliar dollar Singapura.
Pendapatan berbasis biaya dan komisi (fee based income) tumbuh 12 persen menjadi 685 juta dollar Singapura.
CEO DBS Piyush Gupta menyatakan, momentum bisnis telah kuat, sejalan dengan berlanjutnya upaya DBS untuk menangkap peluang pada lingkungan bisnis yang ada saat ini di seluruh pasar operasional DBS.
"Pinjaman yang luas dan total pendapatan maupun laba sebelum pencadangan menyentuh level tertinggi baru, melebihi dampak suku bunga dan pendapatan perdagangan yang kurang menguntungkan," kata Gupta.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/06/105400126/laba-dbs-merosot-25-persen