Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tahun Depan, "Native Ads" Akan Makin Diminati

Berdasarkan laporan studi yang dirilis GetCRAFT dengan judul  “Indonesia Native Advertising & Influencer Marketing Report 2018”,  menunjukkan  bahwa tahun depan pemasang iklan mengalokasikan 20-30 persen dari total anggaran pemasaran mereka untuk komunikasi lewat media digital, dengan native ads tercatat mendapatkan porsi paling besar, atau diperkirakan sekitar sepertiga dari total pengeluaran.

Dana yang ditempatkan pemasang iklan untuk native ads diperkirakan mencapai 16 persen, atau naik 7 persen dibandingkan tahun ini.

“Pergeseran anggaran menuju native ads menunjukkan adanya pengakuan oleh para marketers bahwa kenyataannya, mendapatkan perhatian audiens menjadi makin sulit tiap harinya. Pertumbuhan native ads membuat brand mendapatkan pilihan solusi periklanan yang lebih baik," ujar Patrick Searle, Co-founder dan Group CEO Getcraft, Rabu (1/11/2017).

Laporan yang dirangkum dalam White paper GetCRAFT tersebut merupakan hasil dari tiga survei yang dikirim kepada 150 brand, agensi, penerbit  dan media, serta influencers melalui email.

Disebutkan, posting berbayar di media sosial (paid social media posts) merupakan prioritas utama bagi para brand tersebut, dengan 65 pesen dari keseluruhan responden studi GetCRAFT merencanakan untuk melakukan kegiatan marketing ini lebih banyak tahun depan.

Dalam laporan itu juga menyebutkan, 77 persen penerbit dan media mengharapkan tahun depan native ads bisa mendongkrak lebih dari setengah total pendapatan mereka. Sementara 47 persen influencers berharap kenaikan pendapatan setidaknya dua kali lipat pada 2018. Bahkan, 13 persen influencers memiliki ekspektasi kenaikan pendapatan hingga lima kali lipat di tahun depan.
 
Studi juga menunjukkan bahwa kualitas konten merupakan masalah utama dalam melakukan native ads, hal ini diakui oleh 61 persen dari total brand.

Pengiklan mengeluh tentang kualitas konten yang menandakan adanya keinginan untuk mengontrol cara penyampaian pesan brand mereka.  Kesimpulan ini didukung oleh fakta bahwa pihak penerbit atau media mengeluhkan tentang kurangnya   pemahaman brand mengenai native ads bekerja secara ideal.
 
“Brand harus bisa lebih mempercayai rekan konten mereka. Saat mereka memaksakan suara, gaya penyampaian pesan brand kepada para penerbit atau media dan influencers, mereka sebetulnya melakukan hal yang sepenuhnya bertentangan dengan definisi native advertising,” tambah Anthony Reza,  Co-Founder dan CEO Indonesia Getcraft.

Untuk mendapatkan laporan lengkapnya, bisa klik halaman ini.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/06/212619626/tahun-depan-native-ads-akan-makin-diminati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke