Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indonesia-Swedia Kembangkan Sistem Navigasi Penerbangan Digital

Penyelenggaraan workshop ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara Pemerintah RI dan Swedia terkait Pengembangan Navigasi Penerbangan yang ditandatangani pada saat Raja Carl XVI Gustaf dari Swedia berkunjung ke Indonesia pada bulan Mei 2017 lalu. 

Kemudian ditindak lanjuti penandatanganan MOU oleh Menko Bidang Maritim, yang salah satunya adalah mengenai Air Traffic Management.

Workshop ini dibuka oleh Direktur Navigasi Penerbangan Yudhi Sari Sitompul dan dihadiri oleh jajaran Direktorat Navigasi Penerbangan, AirNav Indonesia, pengelola bandara serta tim ahli Swedia. 

(Baca: Menhub: Kini Indonesia Bisa Gunakan Alat Navigasi ADS-B Buatan Lokal)

Juga perwakilan perusahaan SAAB dan LFV dari Swedia yaitu Mr. Klas Ogren dan Mr. Peter Noren.

SAAB dan LFV merupakan perusahaan dan air navigation service provider Swedia yang mengembangkan teknologi digital ATS.

Menurut Yudhi Sari, perlunya pengembangan sistem navigasi penerbangan Indonesia ke arah digital, dilatarbelakangi semakin meningkatnya trafik lalu lintas penerbangan di Indonesia dengan sebaran traffic yang beragam.

Salah satu indikatornya adalah dimasukkannya Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai satu dari 20 bandara tersibuk lalu lintas penerbangannya di dunia pada periode 2010-2015 oleh Airport Council International (ACI).

Menurut Yudhi, Direktorat Navigasi Penerbangan menyambut baik workshop dari Pemerintah Swedia ini.

Saat ini pihaknya memiliki lebih dari 250 bandara mulai dari yang kecil hingga besar yang perlu dikembangkan dukungan teknologi sistem navigasi penerbangannya," 

"Hal ini untuk mendukung keselamatan, kelancaran dan kenyamanan penerbangan serta efisiensi operasional bandara di Indonesia,” ujar Yudhi Sari melalui keterangan pers.

Menurutnya, biaya operasional navigasi penerbangan mencapai 30-40 dari biaya operasional bandara.

Jika sistem operasional navigasi penerbangan dilakukan dengan sistem teknologi digital modern, akan mampu menurunkan biaya navigasi penerbangan sehingga operasional bandara lebih efisien.

“Swedia telah mengembangkan teknologi remote tower  ATS dan sudah diujicobakan di beberapa bandara. Jadi Swedia mempunyai pengalaman dalam implementasi remote tower ini. Kita bisa belajar dan saling berbagi pengalaman dengan Swedia,” ujar Yudhi Sari lagi.

Yudhisari berharap dari workshop hari ini, Ditnavpen bersama dengan operator atau AirNav Indonesia dapat menyusun suatu konsep kedepan dan mengetahui seberapa mungkin mengaplikasikan atau menganalisa untung dan ruginya model remote tower ATC bila diterapkan di Indonesia. 

Saat ini Organisasi Penerbangan Internasional (ICAO) terus membuat workshop terkait standard and recommendation practices di bidang remote aircraft (drone) dan juga remote ATS, termasuk di dalamnya terkait remote tower ATC.

Selain Swedia, beberapa negara yang  telah melakukan ujicoba teknologi remote tower ini dengan sukses adalah Australia, Amerika Serikat, Belanda, Norwegia dan Irlandia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/09/141500326/indonesia-swedia-kembangkan-sistem-navigasi-penerbangan-digital

Terkini Lainnya

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Whats New
Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cuka Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cuka Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'OutSourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "OutSourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke