Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengamat: Penyederhanaan Golongan Listrik Untungkan Masyarakat, tetapi...

Menurutnya, langkah tersebut bakal memudahkan masyarakat pengguna listrik non-subsidi, terutama yang membutuhkan daya besar.

Ali mengatakan biasanya listrik non-subsidi golongan 950 VA, 1.300 VA, 2.200 VA dan 3.300 VA dipakai oleh masyarakat yang produktif. Misalnya memiliki usaha sendiri di rumah atau ruko.

Kesulitan akan muncul saat pengguna golongan listrik tersebut mulai membutuhkan daya lebih besar. Pasalnya biaya untuk menambah daya, misalnya dari 950 VA menjadi 2.200 VA, cukup menguras kantong.

"Pengalaman saya, kalau listrik 900 VA itu kurang buat usaha. Sedangkan kebanyakan rumah kan dibekalinya dengan listrik ini. Kalau diperbesar, biaya per VA-nya mahal. Makanya rencana penyederhanaan ini jadi menguntungkan, karena naik ke 4.400 VA itu gratis," terang Ali saat bincang dengan Kompas.com, Selasa (14/11/2017).

Selain soal usaha, penyederhanaan tersebut juga memberi fleksibilitas pada masyarakat. Dengan 4.400 VA, kebutuhan listrik saat terjadi penambahan anggota keluarga atau ketika memasang berbagai peralatan elektronik baru, bisa dipenuhi dengan mudah.

Sedangkan bagi industri, yang menggunakan listrik di atas 13.000 VA bakal mendapat keuntungan karena akan diubah menjadi loss stroom. Artinya dia bisa memakai listrik sesuai kebutuhan produksinya.

Hati-hati

Namun, Ali juga memperingatkan bahwa rencana penyederhanaan golongan listrik tersebut juga bisa berdampak negatif. Salah satunya adalah soal memacu tingkat konsumsi masyarakat hingga berdampak pada PLN sendiri.

"Kalau saat pakai 900 VA pakainya irit, diatur antara nyala AC dan mesin air. Begitu naik ke 4.400 VA pakainya lebih bebas, bisa nyala semua dan jadi lebih boros," imbuhnya.

Kebebasan memakai itu membawa konsekuensi lain. Seiring makin konsumtifnya masyarakat dan meningkatkan permintaan listrik, maka PLN mesti siap menyediakan pasokan listrik besar, terutama di Pulau Jawa. Jangan sampai permintaan listrik jauh melebihi pasokannya.

Menurut Ali tingkat konsumsi listrik saat ini di Pulau Jawa sudah mencapai 67 persen, Sumatera 15 persen, Kalimantan 11 persen.

Jika penyederhanaan golongan tarif listrik benar memacu masyarakat untuk konsumtif terhadap listrik, maka tingkat konsumsi itu akan naik lebih tinggi.

"Sekarang saja, di Jakarta, masih ada daerah yang byar-pet. Bagaimana kalau nanti golongan listrik disederhanakan, jadi minimal 4.400 VA? PLN mesti menjamin kehandalan pasokan listriknya. Supply dan demand mesti seimbang, apalagi rencana itu bakal memicu demand," pungkasnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/14/143453026/pengamat-penyederhanaan-golongan-listrik-untungkan-masyarakat-tetapi

Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke