BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP)
Salin Artikel

Cerita Hantu Sungai, Nasib Nikmah, dan Lahirnya Batik Asli Riau...

Masyarakat tidak bisa menerka betul bentuknya, kecuali ukuran dan kekuatannya. Namun, mereka memanggilnya "Bono". Tingginya sekitar tiga hingga empat kali pria dewasa.

Mitos ini pun makin menjadi setelah "Bono" pada 2005 dianggap memakan korban belasan orang karena kapal yang mereka tumpangi terbalik.

Namun, kisah itu akhirnya berubah seratus delapan puluh derajat manakala sejumlah wisatawan asing mendapati bahwa "Bono" sebenarnya adalah ombak langka di dunia yang bisa dipakai berselancar.

Alih-alih, ombak tinggi hasil pertemuan arus di semenanjung Sungai Kampar ini dimanfaatkan pemerintah setempat sebagai salah satu keunikan Riau.

"Bono" pun lantas diabadikan dalam bentuk cetak dan lukis lilin di kain mori. Dari sinilah, selayaknya di Jawa, provinsi di Sumatera ini pun akhirnya punya batiknya sendiri.

"Namanya Batik Bono," ujar Nikmah, seorang ibu di Pelalawan yang lalu menyebut bahwa ia dan teman-temannya juga membuat batik khas motif akasia, timun suri, eukaliptus, di samping adanya batik lampung, Rabu (13/9/2017).

Karena terkenalnya "si hantu" yang dikolaborasikan dengan batik sebagai kekhasan Indonesia, pesanan batik motif "Bono" berdatangan tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga Singapura, Malaysia, bahkan Brasil.

Di balik cerita batik "Bono" yang bisa dijual Rp 400.000 per potong itu pula, nasib Nikmah berubah setelah ibu beranak dua ini melepaskan pekerjaannya sebagai buruh harian.

Lahirnya batik Bono

Nikmah tersenyum dan mendekat usai kami melepas sepatu dan memasuki sebuah rumah panggung di tengah rerimbunan pohon dan susunan tanaman yang menjadi pagar.

Rumah panggung khas Sumatera bagian selatan itu dinamai Rumah Batik Andalan, dan terletak di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau.

"Saya awalnya datang cuma lihat-lihat. Namun, karena niat ingin bisa, saya datang hampir tiap hari. Tidak terpikir akan dapat uang, tetapi malah digaji Ibu Siti Nurbaya," kata Nikmah menyebut mentornya, yang sekaligus merupakan pengelola Rumah Batik Andalan.

Nikmah awalnya datang dari Brebes, Jawa Tengah. Ia tinggal di Riau karena diajak suaminya pada tahun 2002. Mereka merintis kehidupan baru dengan menjaga kebun seseorang.

Dari sana, Nikmah turut mencari nafkah menjadi buruh harian yang kadang berupah Rp 40.000 sehari.

"Terus ada kawan tanya, 'Ibu kerja apa?' Ikut suami. 'Nanti kalau ada pelatihan dari RAPP (PT Riau Andalan Pulp and Papper), Ibu ikut ke rumah batik, ya.' Tetapi saya belum bisa. 'Enggak apa-apa, nanti lama-lama bisa'," ulang Nikmah soal awal mula pertemuannya dengan Siti Nurbaya yang lalu mendekatkannya pada membatik.

Inisiasi kemudian datang seorang kapolres yang istrinya memahami batik pada kisaran tahun 2000, dan didukung pembangunan rumah batik oleh RAPP, yang merupakan perusahaan pulp dan kertas di Riau.

Sekitar 60 orang dilatih dengan memanggil pembatik dari Yogyakarta. Namun, jumlah itu menyusut dan masih berproses lama karena proses pewarnaan yang belum sempurna, demikian juga pengecapan.

Bahkan, hasil awalnya pun nihil karena meniru batik dari Jawa.

"Batik Jawa kan padat. Masyarakat di sini kebetulan tidak suka kalau desainnya padat. Jadinya tidak laku," kata Siti Nurbaya yang semangatnya tumbuh setelah RAPP coba pesan baju batik dari kelompoknya sebanyak 100 potong.

Perubahan desain batik kemudian dilakukan. Mereka mulai paham bahwa warna kegemaran orang Riau adalah warna-warna yang cerah, seperti merah, kuning, dan hijau, sesuai warna kerajaannya.

"Kami juga harus punya ciri sendiri sampai akhirnya kami ketemu Si Bono, usul dari Bupati agar kami angkat ciri daerah kami," ujar Siti Nurbaya, yang bersuara keras dan pernah menjadi guru TK, madrasah, SD, dan aliah di Kabupaten Bengkalis.

Pola "Bono" lantas terwujud dari hasil sumbang banyak tangan para pembatik ini. Lambat laun, seiring itu pula, jari jemari mereka mulai lihai sampai akhirnya pesanan-pesanan partai besar berdatangan.

Pesanan tersebut berdatangan, baik sebagai oleh-oleh tamu RAPP maupun memang menjadi seragam yang dijual di toko, bahkan juga media sosial seperti Instagram.

Di sisi lain, RAPP turut memelihara dan memberikan modal bagi rumah batik mereka ini.

Semuanya masuk dalam program pengembangan komunitas masyarakat atau community development (CD), tempat warga seperti Nikmah akhirnya bisa memperbaiki perekonomian keluarganya.

"Alhamdulillah, dulu tinggal menumpang di gubuk, tempat suami kerja jaga kebun orang. Kini kerja setahun setengah (bikin batik) bisa beli kereta (sepeda motor) untuk antar jemput anak sekolah," ujar Nikmah.

"Sekarang juga sudah bangun rumah," tambahnya, lalu mengangguk dan tersenyum.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/06/091100126/cerita-hantu-sungai-nasib-nikmah-dan-lahirnya-batik-asli-riau

Terkini Lainnya

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke