Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Merasa Indonesia Kaya Migas...

Hal ini disampaikan oleh Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, pada pidato sambutan peresmian Stasiun Pengumpul Gas Paku Gajah dan Kuang di Muara Enim, Sumatera Selatan, Rabu (6/12/2017).

Syamsu Alam merasa khawatir pada ketahanan energi di Indonesia jika perusahaan hulu migas seperti Pertamina EP terhambat untuk melakukan eksplorasi migas dan menemukan sumur-sumur migas baru.

Sebab jika tidak ada produksi migas baru maka Indonesia pun harus impor gas pada 2020-2023 mendatang. Hal itu disebabkan kebutuhan masyarakat akan energi juga meningkat.

"Oleh sebab itulah, Pertamina dan anak usaha coba cari cadangan baru, terutama di Sumsel," kata dia, sembari meminta semua pihak terkait, terutama pemerintah daerah untuk mendukung pencarian cadangan baru tersebut.

Menurut dia, proyek Paku Gajah ini hanya jadi pilot project kerja sama yang erat antarsemua pemangku kepentingan tersebut. Saat ini baru ada 10 sumur eksporasi di proyek ini dan diharapkan akan terus bertambah.

Sebagai gambaran, saat ini kebutuhan gas di Sumatera Selatan cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), total kebutuhan gas di Sumatera Selatan saja tahun ini mencapai 1.013,9 MMSCFD. Namun, commited demand baru 353,2 MMSCD.

Sementara itu, allocated demand tercatat 330,7 MMSCD. Di luar itu, ada potential demand sekitar 330 MMSCFD untuk kebutuhan pembangkit listrik yang dikelola PLN maupun pembangkit listrik yang dikelola swasta (independent power producer/IPP) serta pasokan gas untuk jaringan gas kota.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/06/122006026/jangan-merasa-indonesia-kaya-migas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke